Mengenal Sekilas Hakikat Mak'na Ahlussunnah Waljamaa'ah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل وسلم وبارك علي سيدنا محمد وعلي آله وصحبه اجمعين ..
امابعد:


Ahbaabii Muslimiin dan Muslimaat di manapun dan kapanpun berada...!!!

Al faqiir ingin mengajak antum semua untuk bersama-sama "Mengenal Sekilas hakikat mak'na Ahlussunnah Waljamaa'ah" yang menjadi lambang kebenaran Mukmin yang mana kalimat ini nyaris di akui oleh semua pihak yang merasa Muslim yang pada haqiqatnya belum tentu pengakuannya akur dengan haqiqat ma'na AhluSsunnah Waljamaa'ah itu sendiri.

Dalam kalimat ini ada dua kata yang menjadi Azaz kebenaran juga Azaz kekuatan dan kemenangan/kejayaan Muminiin Muslimin yaitu:

1. Kata SUNNAH.
2. Kata JAMAA'AH

 
Dimana jika Muslimiin memegang teguh kepada dua Azaz Besar ini maka pasti akan mendapat Hidayah dari Allaah juga Kekuatan dan Kejayaan dan Kemenangan dari Kejelakan bangsa syetan dan hawa juga nafsu amarah juga dari segala tipuan hal-hal keduniaan dan akan selamat dari manusia-manusia dan bangsa jin yang sesat yang sudah terpengaruh oleh salah satu yang 4 barusan.

Sebaliknya jika manusia tidak berpedoman kepada dua Azaz besar ini maka pasti akan tersesat dan lemah hingga akan kalah oleh yang di sebut tadi. 

Ahlussunnah Waljamaa'ah adalah kelompok Mumin Muslim Ahlulhaq (ahli kebenaran) dan Assawaadul a'dzom (yang jumlahnya terbanyak) yang mendapat Hidayah (Petunjuk) dari Allaah kepada Assirootolmustaqiim (Jalan Yang lurus) yaitu Jalan Allaah Yang di tempuh oleh Para Nabi dan Para RosulNya 'Alaihimussolaatu wassalaam dan Para Shiddiiqiin juga Para Syuhada dan Para Shoolihiin rodliyaLLoohu 'anhum yang berpedoman kepada Sunnah RosuuluLLooh Saw baik Sabda2Nya maupun Prilaku-prilakuNya juga termasuk perkataan dan Amalan Para ShohabatNya yang tidak Nabi Perintahkan juga tidak Nabi Contohkan yang terjadi di masa Kerasulan Beliau SAW dan Belau Saw tidak Mengingkarinya, begitu pula digabungkan kepada mak'na Sunnah adalah Sunnahnya Para Kholifah-kholifah Rosuulullooh SAW yang 4 yang Rosyidiin (yang benar) yang terjadi setelah wafat Beliau SAW. Seperti penulisan dan pengumpulan Ayat-ayat Quran, juga Adzan Jumat dua kali juga memberjama'ahkan Sholat Tarowih yang 20 roka'at dan yang lainnya, yang mana Sunnah Nabi Saw itu merupakan Syarah (Penjabaran) dan perwujudan Makna-Makna Al Quran yang bermata rantai dari Para Ulama Allah Yang Tsiqoh (terpercaya) dalam Keilmuanya baik Ilmu Quran maupun Ilmu Hadits berikut Segenap Ilmu Wasilahnya juga AmaliyahNya yang Sholeh dan AkhlaqNya yang terpuji itulah arti AhluSsunnah.

Adapun arti waljamaa'ah adalah yang berazazkan kepada berjama'ah (kebersamaan/kesatuan/kekompakan) dengan segenap Muslim dalam berbagai hal kebaikan juga tidak bercerai berai atau memisahkan diri dari jama'ah Muslimin karena kalau Muslim tidak berazazkan Jama'ah maka pasti Muslimin akan lebih dekat kepada dlolaalah (kesesatan) juga kelemahan dan kekalahan dalam membangun dan menyebar luaskan Iman, Islam dan Ihsan juga dalam menghadang dan mengusir segala bentuk kemunkaran dan kema'shiatan juga kedzoliman di muka bumi ini juga tidak boleh menyalahi hasil keputusan ijma' Para Mujtahid Muthlaq sedunia baik Ijma'nya Para Shohabat Nabi Saw maupun Ijma'nya Para Taabi'iin (murid-murid Para Shohabat) atau Para Taabi'it-taabi'iin (murid-murid Para Taabi'iin).

Maka tak heran jika Allaah Mewajibkan kepada kaum rijal (laki-laki) untuk berjama'ah dalam Sholat Fardlu yang 5 waktu, juga mensunnahkan berjama'ah dalam Sholat-sholat Sunnah yang menjadi Syi'ar Islam seperti Solat 'Idil fithri & 'Idil Adlha, Tarowih dan Witirnya juga Sholat Istisqo dan Gerhana juga berjama'ah dalam Dzikir & Do'a, hatta dalam makan/minum dan lainnya.

Lalu kita perhatikan tatkala Allaah Melarang Mendirikan Sholat Jum'at dua atau lebih di satu Qoryah (deretan rumah penduduk walau luas sekali)? Begitu pula tatkala Allaah Memberjama'ahkan Shaum di Bulan Rhomadlon juga Zakat Fitrah di waktu yang sama begitu pula Amalan Haji dan Umroh di waktu dan di tempat yang sama sedunia.

Perhatikanlah mizan-mizan logika (timbangan logika) ini:

1. Jika Kelompok yang terbanyak dianggap mungkin sesat?m aka apalagi kelompok yang lebih sedikit?

2. Jika kelompok yang lebih sedikit mungkin benar? maka apalagi kelompok yang terbanyak?

3. Jika Hasil Ijma Ijtihadnya Para Mujtahid mutlaq dianggap mumkin salah? Maka apalagi hasil ijtihad perorangan? Apalagi jika perorangan itu bukan ahli ijtihad mutlaq? Apalagi jika perorangan itu bukan ahli ijtihad sama sekali? Apalagi jika perorangan itu orang yang cuma masih belajar Ilmu Islam? Apalagi jika perorangan itu orang awam?

4. Mana yang lebih baik bagi pencahari kebenaran? apakah bersandar kepada hasil pengetahuan sendiri yang masih awam? ataukah taqlid (mengikuti) kepada hasil Ijtihadnya Ulama Mujtahid yang sudah jelas keulamaanNya dan kemampuhanNya dalam berijtihad?

5. Siapa yang lebih mengenal kepada Sunnah Nabi Saw? antara kita yang awam ?atau kita yang masih belajar ? atau kita yang jauuuh masanya ke Masa Nabi Saw dan Para ShohabatNya?dan ke masa Para Taabi'iin? juga Para Taabi'ittaabi'iin???..yang mana Beliau2 lebih dekat masanya kepada Nabi Saw???

6. Jika kita yang masih belajar atau yang belum sampai ke Derajat Mujtahid Mutlaq berani menyalahkan Beliau-beliau Para Mujtahid Mutlaq, apakah berani berhadapan dengan beliau-beliau kelak di Pengadilan Allaah 'Azza WaJalla? dan sudah punya amal Sholeh apa? juga segimana? untuk menebus suudzdzon kita kepada Beliau-beliau yang Agung yang jumlahnya amat banyak? Apalagi jika ditambah mencaci? Apalagi jika ditambah menggibah? apalagi jika di tambah memfitnah Beliau-beliau? apalagi jika melakukan itu semua dengan berkali-kali? apalagi jika di tambah mengajak banyak orang untuk berbuat hal yang sama kepada Beliau-beliau?


Innaa liLLaah.. Tsumma Innaa liLLaah.. Tsumma Innaa liLLaah.

Ahbaabii yang al faqiir muliakan..!!! Hati2lah..!!!..Hati2lah..!!!...Hati-hatilah..!!! 

Kita pasti akan mati...kita pasti akan diadili oleh Allaah di HadapanNya..!!!

Apa yang al faqiir katakan ini bersumber dari banyak Ayat Quran dan Hadits-hadits Nabi Saw Yang Shohih namun al faqiir tidak bisa menulisnya di media yang sangat singkat ini. Inhsaa ALLAAH dalam situasi yang memungkinkan bisa alfaqiir tulis dengan lengkap.

WaLLoohu A'lam bishshowaab

Semoga maqalah ini manfaat bagi segenap Muslimiin dimanapun berada dan kapanpun berada dan menjadi asbab Hidayah bagi alfaqiir sendiri dan bagi segenap Ummat ...

 Aamiin..Aamiin.. Aamiin..

Dari al faqiir khodim Pondok Pesantren Islam Internasional Terpadu Asysyifaa Walmahmuudiyah Sumedang (Kh Muhyiddin Abdul Qodir).



Tidak ada komentar