Atsar Ibnu Abbas r.a: Penghuni 7 Mahluk Bumi? Benarkah?
Baik sebelumnya saya jelaskan terlebih dahulu apa itu Atsar. Atsar menurut segi bahasa adalah sisa dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah ada dua pendapat:
- Ada yang mengatakan bahwa atsar itu sama dengan hadits, makna keduanya adalah sama.
- Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits, yaitu apa yang disandarkan kepada shahabat dan tabi’in, baik berupa perkataan dan perbuatan mereka.
Abdullah bin Abbas (Bahasa Arab: عبد الله بن عباس) adalah seorang Sahabat Nabi, dan merupakan anak dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman dari Rasulullah Muhammad SAW. Dikenal juga dengan nama lain yaitu Ibnu Abbas (619 - Thaif, 687/68H).
Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak hadits sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh Khalifah dari Bani Abbasiyah.
Ada satu Pertanyaan yang mengganjal entah Atsar tersebut shohih ataupun dhoif, berdasarkan atsar Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma, bahwasanya di masing-masing bumi ada penghuninya.
Disini saya akan menuliskan pembahasan ringkas dalam masalah Atsar Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma yang berkaitan dengan makhluk-makhluk Allah yang menghuni masing-masing bumi, yang semuanya ada tujuh bumi. Semoga bermanfa’at bagi para pembaca ini.
Atsar ini diriwayatkan oleh At Thabari di dalam tafsirnya:
قال الطبري في تفسيره (ج 23 / ص 469): حدثني عمرو بن عليّ ومحمد بن المثنى، قالا ثنا محمد بن جعفر، قال: ثنا شعبة، عن عمرو بن مرّة، عن أَبي الضحى، عن ابن عباس، قال في هذه الآية:﴿اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ﴾ قال عمرو: قال: في كل أرض مثل إبراهيم ونحو ما على الأرض من الخلق. وقال ابن المثنى: في كلّ سماء إبراهيم.
Telah menceritakan kepadaku ‘Amr bin ‘Ali dan Muhammad bin Mutsanna, keduanya berkata bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari ‘Amr bin Murroh, dari Abi Dhuha dari Ibnu ‘Abbas -Radhiyallahu’anhuma-, berkata dalam ayat ini:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.) ‘Amr berkata, bahwa Ibnu ‘Abbas berkata: “Pada setiap bumi ada Ibrahim dan ada juga yang seperti makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini!”. Ibnu Mutsanna telah berkata: “Di setiap langit ada Ibrahim“. (Diriwayatkan pula oleh Al-Hakim (3782), dan darinya Al-Baihaqi di Asma was Shifat (458) dari jalan Syu’bah).
Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim di Mustadrok (3781) dan darinya Al-Baihaqi di Asma was Shifat (831):
أخبرنا أحمد بن يعقوب الثقفي ، ثنا عبيد بن غنام النخعي ، أنبأ علي بن حكيم ، ثنا شريك ، عن عطاء بن السائب ، عن أبي الضحى ، عن ابن عباس رضي الله عنهما ، أنه قال : ﴿ الله الذي خلق سبع سماوات ومن الأرض مثلهن ﴾ قال : « سبع أرضين في كل أرض نبي كنبيكم وآدم كآدم ، ونوح كنوح ، وإبراهيم كإبراهيم ، وعيسى كعيسى » هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه
Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Ya’qub Atsaqofi, bercerita kepada kami ‘Ubaid bin Ghonaam An-Nakho’i, menceritakan kepada kami ‘Ali bin Hakim, bercerita kepada kami Syariik, dari ‘Atho bin Saaib, dari Abi Dhuha, dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Ibnu Abbas telah berkata: “Sebenarnya ada tujuh bumi, di dalam setiap masing-masing bumi ada masing-masing nabi seperti nabi kalian (nabi-nabi yang ada di muka bumi ini), dan disana (di setiap bumi-bumi yang lain) ada Nabi Adam yang seperti Nabi Adam di muka bumi ini, ada Nuh yang seperti Nuh di muka bumi ini, ada Ibrahim yang seperti Ibrahim di muka bumi ini, ada ‘Isa yang seperti ‘Isa di muka bumi ini“.
Derajat Atsar Ini Menurut Para Ulama:
1. Al-Hakim Rahimahullah berkata: هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه, “Ini adalah hadits shahih, sanadnya shahih, dan Bukhari serta Muslim tidak mengeluarkannya, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi”.
- Ada yang mengatakan bahwa atsar itu sama dengan hadits, makna keduanya adalah sama.
- Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits, yaitu apa yang disandarkan kepada shahabat dan tabi’in, baik berupa perkataan dan perbuatan mereka.
Abdullah bin Abbas (Bahasa Arab: عبد الله بن عباس) adalah seorang Sahabat Nabi, dan merupakan anak dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman dari Rasulullah Muhammad SAW. Dikenal juga dengan nama lain yaitu Ibnu Abbas (619 - Thaif, 687/68H).
Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak hadits sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh Khalifah dari Bani Abbasiyah.
Ada satu Pertanyaan yang mengganjal entah Atsar tersebut shohih ataupun dhoif, berdasarkan atsar Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma, bahwasanya di masing-masing bumi ada penghuninya.
Disini saya akan menuliskan pembahasan ringkas dalam masalah Atsar Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma yang berkaitan dengan makhluk-makhluk Allah yang menghuni masing-masing bumi, yang semuanya ada tujuh bumi. Semoga bermanfa’at bagi para pembaca ini.
Atsar ini diriwayatkan oleh At Thabari di dalam tafsirnya:
قال الطبري في تفسيره (ج 23 / ص 469): حدثني عمرو بن عليّ ومحمد بن المثنى، قالا ثنا محمد بن جعفر، قال: ثنا شعبة، عن عمرو بن مرّة، عن أَبي الضحى، عن ابن عباس، قال في هذه الآية:﴿اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ﴾ قال عمرو: قال: في كل أرض مثل إبراهيم ونحو ما على الأرض من الخلق. وقال ابن المثنى: في كلّ سماء إبراهيم.
Telah menceritakan kepadaku ‘Amr bin ‘Ali dan Muhammad bin Mutsanna, keduanya berkata bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari ‘Amr bin Murroh, dari Abi Dhuha dari Ibnu ‘Abbas -Radhiyallahu’anhuma-, berkata dalam ayat ini:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.) ‘Amr berkata, bahwa Ibnu ‘Abbas berkata: “Pada setiap bumi ada Ibrahim dan ada juga yang seperti makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini!”. Ibnu Mutsanna telah berkata: “Di setiap langit ada Ibrahim“. (Diriwayatkan pula oleh Al-Hakim (3782), dan darinya Al-Baihaqi di Asma was Shifat (458) dari jalan Syu’bah).
Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim di Mustadrok (3781) dan darinya Al-Baihaqi di Asma was Shifat (831):
أخبرنا أحمد بن يعقوب الثقفي ، ثنا عبيد بن غنام النخعي ، أنبأ علي بن حكيم ، ثنا شريك ، عن عطاء بن السائب ، عن أبي الضحى ، عن ابن عباس رضي الله عنهما ، أنه قال : ﴿ الله الذي خلق سبع سماوات ومن الأرض مثلهن ﴾ قال : « سبع أرضين في كل أرض نبي كنبيكم وآدم كآدم ، ونوح كنوح ، وإبراهيم كإبراهيم ، وعيسى كعيسى » هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه
Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Ya’qub Atsaqofi, bercerita kepada kami ‘Ubaid bin Ghonaam An-Nakho’i, menceritakan kepada kami ‘Ali bin Hakim, bercerita kepada kami Syariik, dari ‘Atho bin Saaib, dari Abi Dhuha, dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Ibnu Abbas telah berkata: “Sebenarnya ada tujuh bumi, di dalam setiap masing-masing bumi ada masing-masing nabi seperti nabi kalian (nabi-nabi yang ada di muka bumi ini), dan disana (di setiap bumi-bumi yang lain) ada Nabi Adam yang seperti Nabi Adam di muka bumi ini, ada Nuh yang seperti Nuh di muka bumi ini, ada Ibrahim yang seperti Ibrahim di muka bumi ini, ada ‘Isa yang seperti ‘Isa di muka bumi ini“.
Derajat Atsar Ini Menurut Para Ulama:
1. Al-Hakim Rahimahullah berkata: هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه, “Ini adalah hadits shahih, sanadnya shahih, dan Bukhari serta Muslim tidak mengeluarkannya, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi”.
2. Adz-Dzahaby Rahimahullah berkata di dalam kitab Al-‘Uluw (1/75), setelah menyebutkan Al-Hakim (sanad) dari jalan ‘Atho bin Saib: شريك وعطاء فيهما لين لا يبلغ بهما رد حديثهما وهذه بلية تحير السامع كتبتها استطرادا للتعجب وهو من قبيل اسمع واسكت. “Syarik dan ‘Atho pada keduanya liin (lemah), tidak sampai pada keduanya, (derajat) tertolaknya hadits keduanya, dan ini adalah musibah yang membuat ragu pendengar, aku tulis ini sekedar lewat saja, karena ta’ajub, dan ini termasuk dari sisi (pepatah): Dengar dan diam!”.
3. Syaikh Muqbil Rahimahullah berkata di dalam tahqiq Mustadrak (2/580): وفقهما الله لتنزيه كتابيهما من هذه الأباطيل ، ولو سلكا مسلكك ما رفع شأنهما، وشريك ساء حفظه لما ولي القضاء ، وعطاء بن السائب مختلط، والأثر منكر. ووالأثر الذي بعده ليس صريحا كالأول. “Alloh telah memberi taufiq kepada mereka berdua (Imam Bukhori dan Imam Muslim) untuk membersihkan kitab-kitab mereka dari kebatilan-kebatilan semacam ini. Kalau keduanya menapaki jalanmu ini, maka tidak akan terangkat keadaan keduanya. Syariik itu jelek hapalannya ketika menjadi qodi, dan Atho’ bin Saib mukhtalith, maka atsar ini mungkar, dan atsar setelahnya (dari jalan Abu Dhuha) tidak sejelas yang pertama”.
4. Al-Baihaqy Rahimahullah berkata: إسناد هذا عن ابن عباس صحيح وهو شاذ بمرة لا أعلم لأبي الضحى عليه متابعا والله أعلم “Sanadnya Shohih dari Ibnu Abbas dan dia itu syaadz (ganjil), aku tidak mengetahui mutaabi’ (yang mengikuti untuk menguatkan) untuk Abi Dhuha, wallahu ‘alam”.
5. As-Suyuthy Rahimahullah berkata: هذا من البيهقي في غاية الحسن فإنه لا يلزم من صحة الإسناد صحة المتن لاحتمال صحة الإسناد مع أن في المتن شذوذا أو علة تمنع صحته . “Perkataan Al-Baihaqy ini sungguh sangat baik, karena tidak mesti dari shahih sanadnya dan shahih matannya, karena bisa jadi shahih sanadnya bersama dengan itu terdapat pada matannya syudzudz atau ‘illah (cacat) yang mencegah keshahihannya!”. (Lihat Kasyful Khofa (1/113 no:316)).
6. Ibnu Katsir Rahimahullah berkata di dalam Bidayah wan Nihayah (1/22): فهذا ذكره ابن جرير مختصرا واستقصاه البيهقي في الاسماء والصفات وهو محمول إن صح نقله عنه على أنه أخذه ابن عباس رضي الله عنه عن الاسرائيليات والله أعلم “Dan atsar ini di sebutkan oleh Ibnu Jarir secara ringkas, dan Al-Baihaqy secara sempurna di Asma was Shifaat, dan itu kalau toh shahih penukilannya dari Ibnu Abbas -Radhiyallahu’anhu-, maka ada kemungkinan Ibnu ‘Abbas mengambilnya dari Kisah-Kisah Isra’iliyat. Wallahu a’lam”.
7. As-Sakhawi Rahimahullah berkata di dalam Maqosidil Hasanah (1/27) setelah menukil kalam Ibnu Katsir: وذلك وأمثاله، إذا لم يخبر به ويصح سنده إلى معصوم فهو مردود على قائله. “Perkara itu dan yang semisalnya jika tidak dikhabarkan dengannya, dan shohih sanadnya kepada ma’shum (nabi), maka itu tertolak atas pengucapnya”.
8. As-Syinqithy Rahimahullah berkata di dalam Adwaul Bayaan (1/431) setelah menyebutkan hadits-hadits tentang ketujuh bumi: فهذه أحاديث صحيحة أثبتت أن الأرضين سبع ، ولم يأت تفصيل للكيفية ولا للهيئة فثبت عندنا العدد ولم يثبت غيره ، فنثبته ونكل غيره لعلم الله تعالى . “Maka hadits-hadits diatas yang shohih menetapkan bahwa bumi itu tujuh jumlahnya, dan tidak datang kepada kita perincian, untuk kaifiyahnya dan tidak pula bentuk keadaannya, yang tetap pada kita hanyalah jumlahnya (bilangannya), dan tidak tetap yang selain itu, maka kita tetapkan sebagaimana adanya yang telah tetap, dan kita pasrahkan selainnya kepada ilmu Allah Ta’alla”.
9. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah berkata di dalam Tafsir Qur’an Ibnu ‘Utsaimin (6/15): أي: مثلهن في العدد لا في الصفة، لأن التماثل في الصفة بين الأرض والسماء بعيد جداً، لكن مثلهن في العدد، وصرحت بذلك السنة في قول النبي صلى الله عليه وسلم «من اقتطع شبراً من الأرض ظلماً طوقه الله يوم القيامة به من سبع أراضين» “Maksudnya yang semisalnya dalam bilangannya, bukan dalam sifatnya, karena keserupaan pada sifat antara bumi dan langit sangatlah jauh, akan tetapi keserupaan pada jumlah, karena telah nyata dalam Assunnah pada ucapan Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam-: ‘Barangsiapa yang memotong satu jengkal saja dari bumi dengan kezhaliman, maka dia akan dibebani untuk memikul tujuh bumi pada hari kiamat!’.
Ulasan:
1. Kalau saya pribadi meng-Imani Nabi Adam (termasuk 5 Rukun Iman yaitu : Allah, Kitab, Malaikat, Nabi dan Rosul Hari Akhirat, Qada dan Qadar) sebagai nabi/manusia pertama dimuka bumi, sebagaimana Al-Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al-Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 sebagai berikut:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah padahal kami sentiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau."
Allaah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui."
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama benda-benda, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar."
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama benda-benda, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar."
Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Allah berfirman:"Hai Adam beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu Allah berfirman:"Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahawa sesungguhnya Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"(surah Al-A'raaf ayat 11 - 25).
Akibat godaan syaiton yang dikutuk Allaah dan bukan pula mengimani syaiton karena termasuk perbuatan syirik.
2. Kalau saya pribadi mengaamiinkan bahwa lapisan bumi dan langit diciptakan Allah yaitu 7 lapisan. Tetapi menurut saya untuk makhluknya sendiri yang menghuni tiap2 bumi sungguh tak ada dalil dalam Al-Qur’an yang menjelaskannya. pun dengan Hadist yang sahih, kecuali pada lapisan–lapisan langit yang jelas ada hadist sahihnya. yaitu saat Nabi Allah Muhammad Saw melaksanakan perjalanan Isra Miraj.
3. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (TQS Al-Imron [3] : 7)
4. Yang saya ketahui di dalam Hadist muslim menceritakan "7 Lapis Langit dan Penghuninya", sebagai berikut: Isra Miraj merupakan peristiwa besar yang dialami oleh nabi Muhammad SAW. Wajib hukumnya untuk Muslimin mengimani dan meyakini sebagai suatu kebenaran dari Allah SWT. Pada peristiwa itu Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT, dan mendapat perintah menjalankan salat 5 waktu sehari.
Dalam perjalanan bertemu Sang Pencipta, Rasullulah ditemani malaikat Jibril dengan mengendarai Buraaq. Yaitu hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai dan bersayap. Sekali melangkah, Buraaq bisa menempuh perjalanan sejuah mata memandang dalam sekejap.
Rasullulah SAW melewati 7 langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan. Kabar ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan imam Muslim dari Anas bin Malik.
1. Ketika mencapai langit tingkat pertama,
Rasullulah SAW bertemu dengan manusia sekaligus wali Allah SWT pertama di muka bumi, Nabi Adam AS. Saat bertemu nabi Adam, Rasullulah sempat bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanannya. Nabi Adam membekali rasullulah dengan doa, supaya rasullulah SAW selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapinya. Sambil mengucapkan salam, rasullulah meninggalkan langit pertama untuk menuju langit kedua.
2. Sesampainya di langit kedua,
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Seperti halnya di langit pertama, rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa dan Yahya juga mendoakan kebaikan kepada rasullulah. Kemudian rasullulah bersama Malaikat Jibril terbang lagi menuju langit ketiga.
3. Tidak disangka, di langit ketiga,
Rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah SWT di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad. Dan juga di akhir pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan doa kebaikan kepada nabi terakhir itu.
4. Setelah berpisah dengan Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat.
Pada tingkatan ini, rasullulah bertemu Nabi Idris. Yaitu manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah SWT. Seperti pertemuan dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris memberikan doa kepada Nabi Muhammad supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya.
5. Sesampainya di langit kelima,
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun. Yaitu nabi yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa berdakwah mengajak Raja Firaun yang menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT.
Harun terkenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya. Setelah bertemu, kemudian Nabi Muhammad melanjutkan perjalanannya ke langit keenam.
6. Pada langit keenam,
Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa. Yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntunnya menuju kebenaran Illahi. Nabi Musa juga terkenal dengan sifatnya yang penyabar dan penyayang selama menghadapi kolot dan bebalnya perilaku Bani Israil.
Selama bertemu dengan Muhammad, Nabi Musa menyambut layaknya kedua sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Penuh kehangatan dan keakraban. Sebelum Nabi Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan doa kebaikan.
7. Tibalah Nabi Muhammad ke langit ketujuh.
Di langit ini, Nabi Muhammad bertemu dengan sahabat Allah SWT, bapaknya para nabi, Ibrahim AS. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’muur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya. Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam.
Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha merupakan sebuah pohon yang menandai akhir dari batas langit ke tujuh. Masih dalam hadits yang sama, rasullulah SAW menceritakan bentuk fisik dari Sidratul Muntaha, yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan besar.
Namun ciri fisik Sidratul Muntaha berubah ketika Allah SWT datang. Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan keindahan pohon Sidratul Muntaha. Pada kepecayaan agama lain, Sidratul Muntaha juga diartikan sebagai pohon kehidupan.
Di Sidratul Muntaha inilah Nabi Muhammad berdialog dengan Allah SWT, untuk menerima perintah wajib salat lima waktu dalam sehari.
Saya yang dhoif lagi al faqiir...mohon maaf apabila ulasannya tidak berkenan.
antum bingung karena antum masih menyangka bahwasannya bumi itu bulat. tetapi yang benar adalah bumi itu datar. akan masuk akal bumi tujuh dengan setiap makhluknya dengan teori bumi datar. antum cari sendiri kajiannya dan baca . Allahu A'lam
BalasHapusBenar Prayit Ikhsan Abdul Aziz...muka bumi adalah datar..
Hapusbegitu juga lapisan bumi yang tujuh lapis itu..tujuh lapis yang datar rata..bertingkat sebagaimana langit sembilan lapis
Sampai skrg sy jg masih yakin bumi itu datar,,, sy jg ajarkan kpd anak2 sy.
HapusIbnu Hazm, Ibnu Taimiyyah, Ulama Ulama salaf terdahulu, dan juga bukti bukti secara Akal, bumi itu bulat. Lebih baik kita belajar lalu menyelidiki fenomena sains lain, yaitu Multiverse, karena hadits itu ane yakin yang di maksud adalah multiverse / paralel universe. Sudah bukan lagi berdebat masalah bumi bulat atau datar.
Hapusdan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. [Q.S. An-Naziat 79:30]
BalasHapusKata Arab “dakhaha”, disini jika menurut translasi Indonesia Depag artinya adalah “dihamparkan”. Namun, dilain sisi, ternyata kata arab “dakhaha“ juga bisa berarti telur burung unta. Yang mana
bentuk telur burung unta menyerupai bentuk geo-spherical bumi. Maaf jika berkenan, jika Anda masih merasa bumi datar mungkin Anda harus lihat bumi via Citra satelit...
Prayit Ikhsan Abdul Aziz,Lc
BalasHapusAna juga sependapat dengan antum bahwa memang bumi ini datar dan diam. matahari dan bulan serta bintang lah yg mengelilingi bumi.
arti dakhana benar artinya adalah telur unta ini cocok sekali dengan model bumi datar bukan buminya bulat. lapisan bawah bumi - hamparan bumi - udara ( lapisan kubah bumi ) ketiga lapisan ini membentuk telur burung unta. bumi bulat adalah pembodohan kaum satanis. Tidak ada bumi berotasi ,Tidak ada bumi berevolusi. pergantian siang malam tidak dikarenakan bumi berotasi ,namun matahari dan bulan lah yg bergerak pada garis edarnya diatas bumi ( mengelilingi bumi ) baca surah al anbiya ayat 33. Sangat jelas Tidak ada dalil bumi berotasi maupun berevolusi.
Citra satelit itu diambil dari drone. Satelit sendiri masih diragukan kebenarannya.
Apakah koneksi internet berasal dari satelit ? ,Bukan !!! . koneksi internet dunia ini pakai kabel bawah laut dan BTS.
Wamaa uutiitumminal 'ilmi illaa qoliiil
BalasHapusBumi bulat tidak bisa dijadikan dasar asumsi. Karena bumi bulat juga merupakan asumsi belaka. Jadinya asumsi di atas asumsi, sangat rapuh dan menyesatkan.
BalasHapusBumi ini datar sebenarnya...
HapusJika ada yang masih kekeh menyebut bumi ini datar, diam, dan menjadi pusat tata surya di mana matahari dan bintang mengelilinginya; maka mungkin Anda adalah sisa kisah Ashabul kahfi yang luput dari pemberitaan dan baru terbangun subuh tadi..
BalasHapusHehe
kebanyakan sainstis sekarang orang kafir Jadi Jangan langsung diterima teorinya Dan hadist rasanya tidak ada yg mengatakan bahwa Bumi ini bulat
Hapuskebanyakan sainstis sekarang orang kafir Jadi Jangan langsung diterima teorinya Dan hadist rasanya tidak ada yg mengatakan bahwa Bumi ini bulat
HapusJika bumi bulat dan berotasi mengapa saat kita berada diatas pesawat nampak bumi itu datar tidak cembung, dan kita tidak akan persampai pada tujuan karena bumi berrotasi yg diklaim kecepatannya 1600 km/jam
BalasHapusgambar2 citra satelit nasa adalah editan gambar cgi,,bgitu juga negara2 lain yg mengklaim pnya teknologi satelit,mereka terikat oleh perjanjian antar negara yg dirahasiakan,bukti: knapa setiap penerbangan harus ada ijinnya? bahkan tujuanya/rutenya pun sudah ada aturan internasional,ada daerah2 terlarang yg tidak boleh dilalui sembarang orang,seperti kutub selatan,klo ga disusul pesawat tempur dari negara tertentu dan diarahkan ke jalur yg sesuai aturan mereka,ekspedisi ke kutub selatan selalu mendapat tolakan dari kekuatan besar negara2 maju dg dalih keamanan,,
BalasHapusTelur burung unta kalau nggak keliru Al udiyyu..kalau dakhaha adalah kata kerja seekor burung unta ketika menyiapkan sarang untuk telurnya. masalah satelit saya juga ragu masalahnya peta Indonesia dan dunia masih sama sejak 1893 kok tidak ada revisi ya....??
BalasHapusYay bumi itu memang datar bagi yang menjalaninya, bumi itu bulat bagi yang mempelajarinya.
BalasHapusMenurut sy jg bumi datar... Dan berlapis semakin meluas dan setiap lapis ada pembatas nya...
BalasHapusOrang yg menggap bumi bulat karena berasumsi menurut saintis modern yg notaben diasuh kaum kapitalis ...
Orang yg memahami bumi datar jg punya analogis yg masuk akal... Apalagi didasari keyakinan dan keimanan..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTidak akan mungkin sampai doa org2 ke langit dmn Arsy Allah SWT bersemayam di atasnya..apabila buminya bulat, berputar & berotasi memutari bola api yg juga berotasi mengelilingi inti api galaksi dijagat raya yg tak bertuan krn kecelakaan kosmik !!!
BalasHapusKarena ka'bah (baitul haram) dibumi sejatinya (sebenarnya) adalah sejajar tegak lurus dgn ka'bah/baitul makmur para malaikat dilangit ke 7
Dan hal ini hanya bisa terjadi apabila buminya diam terhampar & isi bumi serta isi langitlah yg berputar (tawaf) mengitari ke-2 kiblat tsb
Walahualam bisowab
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya di balik gunung Kaf (Sebuah gunung yang dengannya dipasakkan gunung-gunung untuk mengukuhkan bumi) itu terdapat sebidang tanah putih yang tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti luas tujuh kali ganda dunia. Di situ penuh sesak dengan malaikat. Sehingga andaikata sebilah jarum dijatuhkan dari atas, nescaya akan terjatuh di atas salah satu daripada malaikat tersebut.
BalasHapusTiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya 40 farsakh (unit kiraan Parsi atau Iran sekarang ini). Setiap bendera dituliskan padanya, “Laa Ilaaha Illallaah, Muhamammadur Rasulullah”. Setiap malam Jumaat, mereka berkumpul di keliling gunung itu untuk merendahkan diri kepada Allah dan memohon keselamatan buat umat Muhammad SAW.
Jika fajar subuh sudah terbit, mereka berdoa : Ya Allah, ampunilah orang yang mandi di hari Jumaat dan yang datang menghadiri (solat) Jumaat. Mereka berdoa dengan suara tangis dan keras.
Lalu Allah berfirman, "Hai Malaikatku! Apa yang kalian kehendaki?"
Mereka menjawab, "Kami mahu Engkau mengampuni dosa umat Muhammad SAW.
"Aku telah mengampuni mereka," Jawab Allah SWT.
Bukit Kaaf yang dicipta oleh Allah dari zamrud yang hijau (sehingga warnanya berpengaruh terhadap warna biru langit dunia yang sering kita saksikan) adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru bumi agar bumi tidak bergerak & bergegar dan ia dijaga oleh satu malaikat yang besar, kuat dan perkasa.
Pada suatu hari, Iskandar Zulqarnain naik ke atas bukit Kaaf dan bertanya, “Wahai Jabal Kaaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit kecil. Cuba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu."
Jawab bukit Kaaf, “Di sebalikku ini ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan. Ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar iaitu 500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan ais atau salju. Air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap lapisan-lapisan bumi agar tidak habis hancur terbakar oleh kedahsyatan ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang paling bawah”.
“Dan dipancangkanNya di bumi itu, gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak bergoncang."
(Luqman: 10)
“Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu serta syurga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.”
(Ali Imran: 133)
Seluas langit dan bumi memberikan 2 kali ganda. Langit berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dengan malam.
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan.”
(Surah Yasin: 36)
Kita perlu mengerti maksud berpasangan itu bagaimana. Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak sama, sudah tentulah membawa kepincangan dari sudut kestabilannya.
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi itu serupa.”
(Surah At-Thalaq: 12)
Sewaktu Abdullah bin Salam r.a bertanya kepada Nabi SAW, “Dengan apa bumi ini mampu tenang tidak bergegar dan bergoncang?”
Jawab Nabi SAW, “Dengan beberapa gunung."
Pertanyaan berikutnya, “Dengan apa gunung-gunung itu dikukuhkan?”
Jawab Nabi SAW, “Dengan Gunung Kaaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya langit."
Setelah itu ditanya lagi, “Berapa jarak tingginya dari bumi ke langit dunia?”
Jawab Baginda SAW, “500 tahun perjalanan“.
Pertanyaan selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya (utara-selatan) dari titik tengah. Jawab Nabi SAW, “200 tahun perjalanan.”
Dan ketika ditanyakan tentang penghuni bumi bagi setiap lapis daripada 7 lapis bumi itu, Nabi SAW menyebutkan,
“Penghuni lapisan -7 adalah para malaikat. Penghuni lapisan ke-6 adalah Iblis beserta bala tenteranya. Penghuni lapisan ke-5 adalah syaitan. Penghuni lapisan keempat adalah ular. Penghuni lapisan ketiga adalah kala jengking. Penghuni lapisan kedua adalah jin. Akhir sekali, penghuni lapisan pertama adalah manusia."