Tuntunan dan Bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Kewajiban dan Hak Suami–Istri, Ayah–Ibu dan Anak-Anak (1)



Kewajiban Suami
1. “Dan karenaa rahmat-Nya Dia jadikan untuk mu malam dan siang , supaya kamu ber-istirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari Karunia-Nya pada siang hari dan agar kamu ber-syukur kepada-Nya. “(Al Qashash : 28 : 73),  “ Carilah rejeki itu disisi Allah, Sembahlah DIA dan bersyukurlah kepada-Nya. Kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.”(QS.  Al’Ankabuut : 29 : 17).

2. “Sesungguhnya Allah itu mencintai orang Mukmin yang bekerja” (HR. Thabrani)  (bekerja  apa saja  yang  penting  halal dan  membawa  berkah dan ridho  Allah)

3. “Bekerjalah ,  hai keluarga Daud. dan bersyukurlah “ (QS. Saba , 34 : 13)

4. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.(QS. Ar Ruum,30 : 23 ),  rejeki finansial, kesehatan , hidayah dll.


5. Barang siapa meninggalkan shalat azhar dengan sengaja maka Allah akan menggagalkan amalannya (usahanya) ( HR. AL Bukhari).

6. "Dari Sa’ad bin Abi Waqqash , sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda kepada - nya ,“ Sesungguh-nya engkau tidak akan memberikan nafkah suatu nafkah yang dengan itu engkau hendak mencari Ridla Allah, melainkan engkau akan diberi pahala, sampai apapun yang engkau letakkan pada mulut istrimu". (HR. Bukhari)

7. "Pria menjadi pimpinan wanita karena Allah telah memberikan kelebihan (kekuatan) kepada lelaki dari wanita dan karena pria bertanggung jawab menafkahkan hartanya ". (QS. An Nisaa : 4 : 34).  

8. “Dan kewajiban Ayah memberi makan dan pakaian kepada para Ibu dengan cara yang ma’ruf....; (QS. Al Baqarah : 2 : 233).

9. "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya . Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberi - kan Allah kepadanya . Allah SWT tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepada-nya . Allah kelak  akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan . (QS. Thalaaq : 65 : 7). “Bantuan-mu kepada Istri kamu adalah sedekah (HR.Dailami)                                                                                                                                                                                                                                          
10. “Hai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api  neraka.” (QS. At Tahrim : 66 : 6) ( Tugas Utama Imam dalam Keluarga)

11. "Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempit kan (hati) mereka ". (QS. Ath Thalaaq : 65 : 6)

12. "Hai orang–orang beriman, sesungguhnya diantara istri-istri-mu dan anak–anakmu ada (yang menjadi) musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka, dan jika kami memaafkan dan berlapang dada dan kamu menutupi kesalahannya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Hanya sesungguhnya harta–harta kamu dan anak-anak kamu adalah cobaan. Dan di sisi Allah pahala yang besar. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupan-mu , dan dengar-lah dan taatlah, serta belanjakanlah (harta) kamu , itulah yang lebih baik bagi diri kamu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya , maka mereka itu-lah orang–orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, niscaya DIA lipat gandakan (ganjarannya) bagi kamu dan DIA mengampuni kamu. Dan Allah Maha Penerima syukur lagi Maha Penyantun. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. At Taghaabun, 64 : 14–18) 


Anak–anak dan Istri yang bersifat  materialistis dan duniawi akan membuat suami tergoda untuk mencari rejeki yang tidak halal dan memboroskan hartanya untuk kepentingan hawa nafsu duniawi anak dan istrinya, tapi bila sang ayah, kepala RT diberi rejeki yang berlimpah oleh Allah SWT. dia harus ingat bahwa hartanya tersebut ada juga bagian orang–orang miskin, anak yatim dll sebagainya, dengan membelanjakan harta karunia amanah Allah SWT dengan baik dijalan Allah maka Suami dan keluarganya akan memperoleh ganjaran dari Allah SWT. dengan berlipat ganda, utamanya pengampunan dari Allah SWT. dan kebaikan hidup didunia dan di Akhirat karena dirinya dan keluarganya dalam pemeliharaan Allah SWT. dengan segala rahmat dan karunia-Nya.

13. ”Istri-istri yang kamu kawatirkan akan berbuat nusyuz (tidak mematuhi / menentang suaminya, melawan, durhaka, merasa lebih unggul / lebih pintar) maka nasehatilah : pada tingkat pertama, bila tidak mempan, berpisah  tempat tidurlah kamu,  pada tingkat kedua bila itu tidak mempan, pukulah mereka  (dengan pukulan yang tidak berat / menyakitkan ). Jika mereka mentaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menganiaya. Sesungguh-nya Allah Maha tinggi lagi Maha Besar. (QS. An Nisaa’ : 4 : 34)

14. “Dan orang-orang yang sabar karena mengharap keridhaan Tuhan-nya , mendiri kan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang kami berikan kepada mereka dengan tersembunyi atau terang-terangan, menolak kejahatan dengan kebaikkan, bagi mereka tempat kesudahan yang baik  (yaitu) surga “ Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ketempat-tempat mereka dari setiap pintu ( dengan ucapan ) Keselamatan atas kamu dengan kesabaran kamu, maka inilah sebaik-baik tempat kesudahan“. (QS. Ar Ra’du : 13 : 22-24)

15. Abu Hurairah r.a mengisahkan bahwa Nabi saw. Bersabda , “Seseorang yang memperoleh (harta) secara sah (halal, menurut hukum), menyelamatkan dirinya dari minta-minta dan menunaikannya  demi makan dan minum keluarganya dan menolong tetangganya , akan berjumpa Allah SWT. Dihari pengadilan dengan wajah bercahaya bagaikan bulan.  Dan seorang yang memperoleh (harta) secara tidak halal (menurut hukum) dengan suatu pandangan lebih beruntung dari-pada sebelumnya dan untuk menunjukkan bahwa kekayaannya  lebih besar dari pada orang lain, akan bertemu  dengan Allah SWT. Dalam kemurkaan. “(HR. Baihaqi)

16. “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman , Sesungguhnya bumiku luas, maka hanya kepada-Ku kamu mengabdi.” (QS. Al ‘Ankabuut, 29 : 56), “Dan betapa banyak binatang yang tidak menanggung rejeki-Nya, Allah-lah yang memberi rezeki kepada-Nya dan kepada-Mu , dan Dia Maha Mendengar lahi Maha Mengetahui.“(QS. Al ‘Ankabuut , 29 : 60) 


Apalagi kita manusia beriman yang diberikan karunia Kecerdasan /akal / Pendengaran, Penglihtan dan Hati !!!

17. “Adalah sangat cukup membuat seorang menjadi pendosa, bahwa ia menghindari apa yang menjadi tanggungannya.”  (Riyadh Ash-Shalihin, Abu Dawud dll)

18. Peringatan bagi para suami / Kepala Keluarga

a. “Dan Kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebih–lebihan.“ (QS.Al Fajr , 89 : 20)

b. “Sesungguhnya  manusia sangat ingkar kepada (nikmat) Tuhan-nya. Dan sesungguhnya (manusia) atas yang demikian adalah menyaksikan. Sesungguhnya dia sangat cinta kepada harta benda (tamak) “ 

(QS. Al ‘ Aadiyaat, 100 : 6 – 8 – 11)

c. “Sebenarnyalah, sesungguhnya manusia suka melampui batas, karena memandang dirinya kaya. (Serba cukup)”.  (QS. Al‘Alaq , 96 : 6 – 7)

d. “Dan kalau Allah melapangkan rezeki bagi hamba-hamba-Nya, niscaya mereka melampui batas dibumi“. (QS. Asy-Syuuraa , 42 : 27)

e. "Adapun orang yang melampui batas , dan lebih mengutamakan kehidupan dunia , maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada Kebesaran Tuhan–Nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)" . (QS. An nazi’at , 79 : 37-41)

f. "Dan dihiasi kehidupan manusia itu dengan kecintaan dan kecenderungan kepada wanita–wanita , anak keturunan, harta yang berlimpah dari emas, perak dan kuda tunggangan  yang bagus, binatang ternak dan sawah ladang . Itu semua adalah kesenangan hidup didunia, sedangkan disisi Allah–lah tempat kembali yang lebih baik ( surga )". (QS. Ali’Imraan , 3 : 14).


g. "Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat". (QS. Al Muddatstsir,  74 : 20 – 21, Al Baqarah, 2 : 86) ( Sifat/perilaku umum manusia, dan bukanlah sifat / perilaku manusia calon penghuni surga ,  “Hai orang yang beriman janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. dan barang siapa yang berbuat demikian , mereka itulah orang-orang yang rugi.” 

(QS. Al Munaafiquun, 63 : 9), (QS. 24 : 37,  QS. 102 : 1–8)

h. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta-mu, dan anak-anak-mu melalai - kan  kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi".  (QS. Al Munafiquun, 63 : 9)

i. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan ”. ( QS. Al Kahf ,  18 : 46)

j. “Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang kasar dan selalu bersikap angkuh terhadap istrinya “ ( Bukhari dan Muslim)

k. Ada tiga golongan yang tidak dapat masuk surga : (1) Orang yang sudah tua tetap berzina, (2) Pepimpin yang bohong, (3) Kepala keluarga yang sombong. (HR. Al Bazzar)

l. dan lain-lain


Kewajiban Istri

a. “Maka makanlah rezeki yang halal lagi baik yang dikaruniakan Allah kepada mu. Dan syukuri nikmat Allah jika memang kamu hanya kepada-Nya saja menyembah“ (QS. An Nahl, 16 : 114 , QS. Ibrahim, 14 : 7,  QS. Al Baqarrah,  2 : 172 , QS. Al Mu’minun , 23 : 51)

b. Maka perempuan – perempuan yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri dibalik belakang suami-nya sebagaimana Allah telah memelihara -nya.” (QS. An Nisaa, 4 : 34)

c. “Rasulullah SAW bersabda : “Sampaikanlah kepada wanita-wanita yang kamu jumpai , bahwa taat kepada suami dan mengakui hak-haknya adalah sama dengan Jihad atau perang di jalan Allah itu. Tetapi sayang, hanya sedikit saja diantara kamu yang dapat melakukannya. “ (HR.  Ibnu Abbas)

d. Kewajiban istri adalah memenuhi keinginan suami bila ia ingin mencampurinya , minta izin / persetujuan suami bila ingin menjalankan puasa sunnah atau bila ingin pergi keluar rumah. (diriwayatkan Ashhabus Sunan dengan isnad shahih)

e. “Tiga golongan yang shalatnya tidak diterima Allah, (satu diantaranya)  Wanita yang mendapat kemarahan suaminya “ (HR. Ath Thabrany) – Istri yang taat, tidak akan membuat suaminya marah.

f. Dari Muadz bin Jabal Ra berkata , Rasulullah Saw bersabda, “ Sesungguh nya wanita tidak mendapatkan nikmatnya iman hingga ia memenuhi hak-hak suaminya .” (HR. Hakim)

g. Dari Tsauban Ra berkata, sebagian para sahabat berkata : "Seandainya kita tahu akan sebuah harta yang terbaik  tentu kita berusaha mendapatkannya" , Rasulullah Saw berkata , "Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berzikir, hati yang senantiasa bersyukur, dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan imannya ". (HR.Ibnu Majak, Tirmidzi).

h. "Tidak halal (dilarang) bagi orang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir (kiamat) bepergian dalam jangka sehari semalam kecuali bersama-sama dengan mahramnya (suaminya)". (HR.Bukhari & Muslim).

i. Seorang istri yang mencintai Allah SWT, Rasul-Nya dan suami-nya maka ia akan berusaha sesuai tuntunan-Nya untuk mendorong suaminya agar bersikap baik kepada kedua orang tuanya , senantiasa mengupayakan agar suaminya mendapatkan doa dan rido dari kedua orang tuanya , yang dengan demikian istri turut membantu suami agar suaminya memperoleh rido Tuhan-nya, yang akhirnya akan membawa suami nya menuju jalan kesurga ad’n , dan dengan demikian dirinyapun (istri yang baik) akan “ katut “ bersama suaminya.


Karenanya, bagaimanapun sikap mertua istri terhadap dirinya, ia (istri) wajib menjaga adabnya. Secelaka–celakanya seorang suami dan semalang–malang nasib hidupnya adalah apabila ia mempunyai istri yang tidak taat kepadanya, sering melawan, membantah bahkan berani memarahi suaminya dan seorang istri yang membenci orang tua suami-nya, sungguh demikian pula malang dan celakanya istri yang demikian , semoga kita semua dihindarkan dari padanya, aamiin  (Ar Ruum  : 30 : 21)

j. Seorang Istri yang karena Ilmu Dunianya, memperoleh kesempatan untuk bekerja diluar rumah  (wanita karier), maka Ia harus bersyukur kepada Allah SWT. dan suaminya, dengan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Istri dan Ibu. Jangan sampai kecintaannya bekerja diluar rumah sampai lupa diri / tidak tahu diri, contoh : Terhadap Boss / Pimpinannya di Kantor, dia sopan, hormat dan tunduk / taat, mau mendengar nasehat dan kritikan, diperintah Bossnya segera dijalankan, tapi ketika ada dirumah, dia bertingkah seperti Boss, berani melawan dan membantah saran dan nasehat suaminya, bahkan sampai–sampai berani memarahi suaminya, Sungguh perlu dikasihani dan diperingatkan Model Istri yang seperti ini, dia lebih takut dipecat oleh Boss-nya, dari pada takut masuk neraka.


k. dan lain-lain (Baca QS. Al Ahzab , 33 : 28 s/d 34)  


Tidak ada komentar