Bertakwalah Dalam Hal Makanan


Berkenaan dengan makanan, taqwa kepada Allah tetap harus dilakukan. Sa'd pernah berkata: "Wahai Rasulullah, do'akanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan aku orang yang selalu dikabulkan do'anya, "Rasulullah Saw menjawab:

"Hai Sa'd, makanlah kamu dari yang halal, niscaya kamu menjadi orang yang dikabulkan do'anya." (HR. Thabarani)

Dalam sebuah Hadits panjang yang bersumberkan dari Abu Hurairah dalam Kitab Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasul Saw bersabda:

"Seorang lelaki yang lama melakukan perjalanan dengan rambut yang awut-awutan lagi tubuh penuh dengan debu, menadahkan kedua tangganya ke langit (berdo'a kepada Allah), sedang makananya dari yang haram, pakaianya dari yang haram, minumanya dari yang haram, dan disuapi dari yang haram, maka mana mungkin diperkenankan do'a baginya?"

Bagaimana akan diperkenankan do'a orang yang makananya dari yang haram? Bagaimana akan diterima shalat, puasa, haji, umrah, dzikir, dan tilawah Al-Qur'annya, sedang ia makan riba, berpakaian dari riba, membeli kendaraan dan membangun rumahnya dari riba, dan mendidik anaknya dari hasil riba.

Ibadah apakah seperti ini, padahal Rasul Saw telah bersabda :
"Allah melaknat pemakan riba, pemberinya, juru tulisnya, dan kedua saksinya, mereka semua sama dalam hal dosanya."

Taqwa kepada Allah Swt yang berkenaan dengan makanan yang halal ialah hendaknya seseorang bertaqwa kepada-Nya berkenaan dengan makanan yang dimasukkan ke dalam perutnya. Untuk itu, janganlah sekali-kali ia memasukkan ke dalam perutnya, kecuali hanya makanan yang halal lagi baik, agar Allah menerima amal baiknya dan memaafkan kesalahan-kesalahan sehingga nanti Allah akan menjadikanya termasuk penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka yang bertaqwa.

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Tidak ada komentar