Surat Al Ashar: Waktu Ashar, Di Mana Manusia Ditimpa Khusrin (Rugi, Binasa)
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam bahwa makna (" Al 'Ashr") yang dimaksud adalah : "waktu ashar". Demikian satu pendapat yang diketengahkan Imam Ibnu Katsir dalam Kitab tafsir Ibnu Katsir, Qs. Al 'Ashr:1)
Allah bersumpah demi satu waktu ashar. Dimana pada waktu ashar yang dijadikan sumpah-Nya itu, ada peristiwa besar akan terjadi. Sebagaimana sumpah-Nya terkait bintang.
وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (76)
"Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui," (Qs.Al Waqi'ah:76)Peristiwa besar apa, yang akan terjadi diwaktu ashar itu?
Firman Allah :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam "khusrin" (kerugian)," (Qs.Al 'Ashr:2)
Allah SWT. telah bersumpah : demi "Al 'Ashr". (Qs. Al 'ashr:1). Yang menurut Zaid ibnu Aslam, maknanya ("Al 'Ashr") adalah : "waktu ashar". (Imam Ibnu Katsir dalam Kitab tafsirnya, Qs. Al 'Ashr:1).
Dibalik Sumpah-Nya, Allah mengabarkan peristiwa besar akan terjadi (Qs. Al Waqi'ah:76). Peristiwa besar apa, yang akan terjadi diwaktu ashar itu ?
"Inna al insaana lafii khusrin". (Qs.Al 'Ashr:2), sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam "khusrin". Imam Ibnu Katsir mengatakan makna (" khusrin") adalah : "kerugian, yakni rugi dan binasa."
"Khusrin" menurut arti bahasa : "menderita rugi, kehilangan, kalah, terlambat, tewas/binasa, menjatuhkan, mengorbankan, mengambil, menyeret, mencabut, mendatangkan, menutup, menenggelamkan, membenamkan, terperosok, merosot, masuk ke dalam.
Waktu ashar itu, adalah di hari : "matahari terbit dari barat", hingga tengah siang, lalu kembali kembali ke lintasannya seperti sediakala. Sebagaimana hadist :
"..... Tiba-tiba mereka melihat matahari terbit (dari arah barat), hingga matahari itu sampai di pertengahan langit, maka matahari kembali lagi ke tempat terbitnya. Nabi saw. melanjutkan sabdanya, "Saat itu tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya." (HR.Ibnu Murdawaihi, dari Abdullah ibnu Abu Aufa, kitab tafsir Ibnu Katsir, Qs. AlAn'am:158).
Waktu ashar dihari : matahari terbit dari barat, terlambat ("khusrin") bagi manusia untuk bertaubat atau baru menyatakan keimanan. Sebagaimana orang-orang yang telah melakukan perbuatan yang dilaknat dan dimurkai Allah (Qs.Al Fath:6), lalu dengan pongah/angkuh menantang datangnya Malaikat dan Tuhan mereka serta tanda-tanda (azab) Allah.
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ (158)
Yang mereka nanti-nantikan tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya beberapa ayat Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah, "Tunggulah oleh kalian, sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." (Qs.Al An'am:158)
Waktu ashar itu, manusia terlambat ("khusrin") menyadari ajal/ kebinasaan ("khusrin") mereka telah menjelang.
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئاتِ حَتَّى إِذا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولئِكَ أَعْتَدْنا لَهُمْ عَذاباً أَلِيماً (18)
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (Qs.An Nisa:18)
Waktu ashar itu, kelompok golongan kiri ("ashhaab al masy-amah"), yang memerangi golongan kanan ("ashhaab al maimanah") ditutup dan dibinasakan ("khusrin"), karena Allah mendatangkan ("khusrin") "naarun mu'shadah" (api yang tertutup rapat, qs. Al balad:19-20).
“Tidak akan terjadi Kiamat hingga ada dua kelompok yang saling berperang… (lalu beliau menuturkan hadits, dan di dalamnya) hingga matahari terbit dari barat, ...” (HR.Bukhari, dari Abu Hurairah ra.)
Waktu ashar itu, manusia binasa ("khusrin"), mereka ditenggelamkan, dibenamkan, terperosok, merosot, masuk ("khusrin") ke dalam perut bumi. Akibat cambukan ("sawtha 'azab") ekor komet ("shabba", Qs. Al Fajr:13) yang menghantam bumi. Yang diiringi dengan hujan batu-batu (ekor komet) (Qs.Al Mulk:16-17)
Nabi saw. bersabda :
"Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah raut wajahnya dan hujan batu...".(HR.Tirmidzi, dari 'Aisyah ra.)
Waktu ashar di hari : matahari terbit dari barat itu. Manusia benar-benar "khusrin" menderita rugi, ajal menjelang dan menghadapi kebinasaan.
Firman Allah :
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (Qs. Al 'Ashr:3) Allah SWT. bersumpah : demi "Al 'Ashr". (Qs. Al 'ashr:1). Menurut Zaid ibnu Aslam, maknanya ("Al 'Ashr") adalah : "waktu ashar". (Imam Ibnu Katsir dalam Kitab tafsirnya, Qs. Al 'Ashr:1).
Allah mengabarkan peristiwa besar akan terjadi diwaktu "ashar" ("Al 'Asyr") itu.
"Inna al insaana lafii khusrin". (Qs.Al 'Ashr:2), saat ashar itu manusia benar-benar dalam "khusrin". Imam Ibnu Katsir mengatakan makna (" khusrin") adalah : "kerugian, yakni rugi dan binasa."
Dan "Khusrin" menurut arti bahasa : "menderita rugi, kehilangan, kalah, terlambat, tewas/binasa, menjatuhkan, mengorbankan, mengambil, menyeret, mencabut, mendatangkan, menutup, menenggelamkan, membenamkan, terperosok, merosot, masuk ke dalam.
Waktu ashar yang menyebab manusia benar-benar " khusrin" (menderita rugi, ajal menjelang dan menghadapi kebinasaan), terjadi di hari : matahari terbit dari barat itu. Manusia "khusrin" (rugi, terlambat) karena hari itu pintu tobat tertutup sudah.
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئاتِ حَتَّى إِذا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولئِكَ أَعْتَدْنا لَهُمْ عَذاباً أَلِيماً (18)
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Qs. An Nisa:18)
Lalu firman Allah :
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (Qs. Al 'Ashr:3)
Imam Ibnu Katsir mengatakan : Maka dikecualikan dari jenis manusia yang terhindar dari kerugian ("khusrin") itu, yaitu orang-orang yang beriman hatinya dan anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang saleh. Yang menunaikan dan meninggalkan semua yang diharamkan. Dan yang tabah menghadapi musibah dan malapetaka serta gangguan yang menyakitkan dari orang-orang yang ia perintah melakukan kebajikan dan ia larang melakukan kemungkaran.
Meski waktu ashar itu, banyak manusia "khusrin" (binasa), namun orang-orang beriman yang kala itu turut binasa, mereka kembali kepada Allah dengan mendapat "Fauzan 'Azhiima" (keberuntungan besar), sebagaimana firman-Nya :
يُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِنْدَ اللَّهِ فَوْزًا عَظِيمًا (5)
"supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah," (Qs.Al Fath:5)
Orang-orang beriman akan menghadapi dengan penuh kesabaran/ketabahan serta dengan jiwa/hati yang tenang. Di waktu "al 'asyr" (ashar) itu, dimana Allah memerintahkan tentara-Nya di langit dan bumi untuk membuat bumi ini "khusrin" (penuh prahara kebinasaan),
هُوَ الَّذِي أَنزلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (4)
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana, (Qs, AlFath:4)
Waktu ashar ("al 'ashr") yang penuh prahara kebinasaan ("khusrin") itu, jiwa orang-orang beriman dipanggil Allah dengan penuh ketenangan, untuk berkumpul bersama para penghuni surga lainnya.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs.Al Fajr:27-30)
Waktu ashar ("al 'ashr") itu, tidak ada kerugian ("khusrin") bagi orang-orang beriman yang telah mengerjakan amal-amal shaleh sebelumnya, yang menyerukan kepada kebenaran dan kesabaran. Apakah orang-orang beriman itu turut binasa dalam prahara kebinasaan ("khusrin") atau selamat darinya.
Wallahu a'lam
Post a Comment