Perkara Apa Yang Hanya Allah Saja yang Mengetahui Hal Ghaib

Apakah jika kita membahas masalah hal ghaib itu berarti menyalahi atau menentang ayat yang mengatakan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui hal ghaib?

Kita tahu bahwa memang Allah saja yang mengetahui perkara ghaib.

Katakanlah : tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah (Q.S. 27 : 65)

Namun Allah menurunkan Al-Qur’an yang berisi firman-firmanNya di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu termasuk masalah-masalah ghaib yang hanya Allah saja yang tahu

“Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) yang berisi penjelasan segala sesuatu” (Q.S. An-Nahl [16] : 89)

Lalu Allah memerintahkan RasulNya untuk menjelaskan kaepada manusia. Maka atas perkenan dan kehendak Allah pula, Dia menjelaskan sebagian perkara ghaib ini kepada RasulNya.

“(Dialah Allah) Yang Mengetahui perkara ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya” (Q.S. Al-Jin [72] : 26-27)

“Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa-apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka (para manusia) memikirkannya” (Q.S. An-Nahl [16] : 44)

Demikian pula selanjutnya, Rasul-Nya menjelaskan kepada para sahabat, apa-apa yang diwahyukan Allah tentang perkara ghaib. Maka dari itu Rasulullah SAW menjelaskan tentang perkara yang ghaib sebatas yang ia ketahui dari wahyu Allah saja:

“Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkannya?” (Al-An’am [6] : 50)

Maka berdasarkan pengajaran langsung dari Allah pulalah Rasulullah SAW mengajarkan manusia tentang hal-hal ghaib yang utama adalah tentang Allah sendiri :

Aisyah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling takwa dan paling kenal tentang Allah dari kamu sekalian adalah saya‘” (H.R. Bukhari)

Lalu berdasarkan pengajaran langsung dari Allah pula Rasulullah SAW mengajarkan manusia tentang hal-hal ghaib seperti kiamat, surga neraka, dll

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau SAW bersabda, “Kunci ilmu ghoib itu ada lima. Kemudian beliau pun membaca firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, … dst seperti yang disebut dalam surat Luqman : “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati” (Q.S. Luqman [31] : 34) (H.R. Bukhari)

Jika kita runut logikanya begini, Allah adalah termasuk perkara ghaib, yang mengetahui tentang diri Allah hanyalah Allah sendiri, namun Rasulullah SAW mengetahui tentang diri Allah sejauh yang Allah beritahukan kepada beliau, demikian pula sahabat, tabi’in dan manusia selanjutnya termasuk diri kita, mengetahui tentang Allah sejauh yang Allah informasikan melalui kitabNya dan sejauh yang Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, dimana kita membaca hadits-hadits beliau. Maka Rasulullah mengatakan mengetahui tentang Allah itu tidaklah menyalahi. Demikian pula kita mengatakan sesuatu tentang Allah sepanjang itu dilandasi apa-apa yang diinformasikan dari Allah sendiri dan dari RasulNya maka hal itu tidak menyalahi.

Apa Yang Dimaksud Allah Tak Akan Memberitahu Kepada Siapapun Tentang Perkara Ghaib?

Ada yang berpendapat bahwa tidak mungkin siapapun di antara manusia mengetahui hal-hal yang ghaib karena ayat ini :

Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (Q.S. Al-Jin [72] : 26)

Maka ayat ini konteksnya adalah berkait dengan ayat sebelumnya yaitu “Katakanlah aku tidak mengetahui apakah (adzab) yang diancamkan Allah kepada mu itu dekat (sebentar lagi saatnya) ataukah Rabbku menjadikan bagi kedatanganya masa yang panjang (yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Dia). (Q.S. Al-Jin [72] : 26)

Maka yang dimaksud bahwa Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib bukanlah semua hal ghaib, melainkan terbatas pada kontes pembicaraan adzab Allah yang diancamkan pada Jin yang tidak beriman.

Jadi duduk perkaranya adalah begini. Surat Al-Jiin turun mengenai serombongan Jin dari dusun Nashibin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW. Lalu sebagian jin ada yang beriman, dan sebagian lainnya tetap tidak beriman.

Kemudian khusus mengenai ayat ke-22, Imam Ibnu Jarir menceritakan hadits dari Hadrami, telah mendengar bahwa seorang jin dari kalangan pemimpin-pemimpin jin yang mempunyai banyak pengikut telah mengatakan : “Sesungguhnya Muhammad ini menginginkan Allah melindunginya, padahal kami (para jin) dapat memberikan perlindungan kepadanya” Maka Allah menurunkan wahyu : “Katakanlah: “Sesungguhnya aku (Muhammad) sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya. (Q.S. Jiin :22) (Lihat Tafsir Jalalain Jilid IV)

Lalu turunlah wahyu-wahyu selanjutnya Q.S. Jiin ayat 23-26 yang menjelaskan tentang kontes adzab yang diancamkan kepada para Jiin yang tidak beriman yang malahan merasa mampu menjadi pelindung Muhammad, bahwa perkara itu termasuk hal ghaib dan Allah tidak akan memberitahukan kapankah adzab itu akan diturunkan, sebentar lagi kah.. atau masih lama lagi.

Ada juga penjelasan lain, bahwa apa yang dimaksud dengan Allah tidak akan memberitahukan siapapun mengenai perkara ghaib adalah dalam hal-hal yang memang sampai kapanpun siapapun tidak ada yang mengetahuinya seperti misalnya :


1. Masalah Takdir

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). (Q.S. Al-An’aam : 59)

Pada ayat di atas perkataan “semua yang ghaib” tidak berarti semua secara mutlak berarti kita tidak tahu apapun, melainkan sebagaimana kelanjutan ayatnya yaitu masalah-masalah takdir apa yang bakal terjadi, berapa daun yang gugur, semuanya hanya Allah yang tahu dan semuanya telah ditakdirkan tertulis dalam kitab Lauh Madhfudz.


2. Waktu Pasti Terjadinya Kiamat

Kiamat adalah perkara ghaib, namun tidak semua hal tentang kiamat itu kita tidak tahu. Hal-hal yang kita diberitahu maka kita akan tahu misalnya mengenai bagaimana suasana kiamat itu nantinya :

“Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-Nahl: 77)

Adapun mengenai waktu pastinya hanya ada keterangan-keterangan yang sifatnya perumpamaan

“Sesungguhnya ajal kalian dan ajal umat-umat yang telah lalu hanyalah seperti masa antara shalat ashar dan tenggelamnya matahari.” (Al-Bukhari VI/495 no. 3459)

Sesungguhna kiamat itu pasti datang. Aku merahasiakan (kapan waktunya)…” (Q.S. Thaha : 15)

Tidak seorangpun dapat menjelaskan waktu kedatangannya (Kiamat) selain Dia” (Q.S. Al-A’raaf : 187)

Bahkan Nabi pun tidak diberitahu Allah

“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya). Kepada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” (QS. An Naazi’at: 42-44)

Bahkan juga Jibril pun tidak diberitahu Allah

Dia (Jibril) bertanya lagi : beritahu aku tentang Assa’ah (hari kiamat) Rasulullah menjawab : Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”.. (H.R. Muslim)

3. Kapan Pasti Waktu Dibangkitkan Dari Alam Kubur Ke Padang Mahsyar

“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml : 65)

Maka yang dimaksud dengan tidak mengetahui perkara ghaib kecuali Allah adalah perjara kapan mereka dibangkitkan yang mana memang sampai kapanpun bahkan Nabi pun tidak mengetahuinya yaitu kapan terjadinya tiupan sangsakala kedua dimana mayit akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar

4. Kejadian Masal Lalu Yang Tidak Ada Yang Tahu

Misalnya tentang apakah Nabi Isa disalib atau diangkat ke langit

“Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa.” (Q.S. Al-Nisaa’: 157)

Atau tentang kisah ashabul kahfi pemuda dan anjingnya yg ditidurkan di dalam gua selama 300 tahun

Kami (allah) lebih mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu). (Q.S. Al kahfi : 12)

Katakanlah: “Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka memperselisihkannya (Q.S. Az-Zumar [39] : 46)


Allah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al Luqman: 34)

Sering kita dengar, orang-orang hanya mengaitkan masalah-masalah yang ghaib dengan hal-hal mistis, yang ghaib ialah hal-hal yang menakutkan, malah banyak orang yang berani menerangkan hal ghaoib tanpa ia merujuk kepada Al Quran dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hanya praduga-praduga, kira-kira dan semacamnya, Akhirnya ia jatuh pada kesesatan, ia sesat dan menyesatkan siapa yang mendengarkannya.

Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda dalam hadits yang panjang, yang telah diriwayatkan oleh Syaikhani, Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim,

خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ }

“Ada lima perkara (ghaib) tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, kemudian Rasul membaca (QS Luqman 34) : (1)sesungguhnya hanya disisiNya lah ilmu tentang hari kiamat; (2)Dan Dia yang menurunkan hujan; (3)Dia yang mengetahui apa yang ada dalam rahim; (4)dan tidak ada orang yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakan/diperoleh  besok, (5)dan tidak ada seorangpun yang mengetahui di bumi mana ia akan meninggal dunia. Sesungguhnya Allah maha mengetahui, maha mengenal.”

Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada seorangpu tahu kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala;

1. Hari Kiamat

Tidak ada makhluk didunia ini, jin, manusia, nabi dan malaikatnya yang mengtahui kapan terjadinya hari kiamat, tahun apa, bulan apa, minggu apa, hari apa, jam berapa dan menit berapa, melainkan Allah satu-satunya, juga hambaNYa Dalam ayat lain Allah menceritakan,

“mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, ‘kapan terjadinya?’ katakanlah!, ‘sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan kapan terjadinya kecuali Dia.” (QS Al-A’rof 187)

Dalam hadits JIbril yang masyhur, Rasul ditanya tentang hari kiamat, kemudian beliau menjawab “mal-mas’uulu ‘anha bi a’lama minas-sa’il (yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya)”, artinya yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu. Kemudian rasul hanya menjelaskan tentang tanda-tandanya saja.

Kemarin kita dihebohkan dengan wacana yang dikeluarkan oleh salah satu suku di negeri jauh sana yang menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahu 2012, bahkan ini difilmkan dan filmnya laris manis menjadi tontonan dan perbincangan disetiap Negara bahkan.

Apakah benar kiamat akan terjadi pada tahun 2012 seperti yang mereka katakana? Jawabannya : bisa lebih cept, bisa juga lebih lambat, wallahu a’lam. Tidak ada yang mengetahui kepastian kiamat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sudah dijelaskan diatas bahwa Rasul dan JIbrilpun yang sudah jelas kedekatannya dengan Allah saja tidak tahu, apalagi orang biasa yang tidak jelas apakah ia sholeh atau tidak.

2. Turunnya Hujan

Begitu juga dengan hujan, tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti kapan hujan akan turun. Dan ketika hujan turun tidak ada seorangpun yang tahu kapan hujan ini akan berhenti. Dan dimana hujan itu akan turun. Namun jika Allah memrintahkan maka malaikat yang bertugas akan tahu kapan dan dimana hujan itu turun.

Kapan, dimana hujan akan turun, juga dengan detail Allah mengathui berpa debit air yang turun ketika itu. Dan tidak ada ilmu pengetahuan manapun yang mampu mejelaskan ini. Adapun prakiraan-prakiraan cuaca yang sering kita saksikan di tv-tv berita, itu hanya sekedar pra kira berdasarkan sifat-sifat alam yang terjadi, bukan suatu kepastian tentang turunnya hujan.

Namun sudah menjadi rahasia umum, bahwa yang terjadi di kalangan masyarakat, apalagi mereka yang ingin mengadakan suatu walimah atau resepsi, mereka menggunakan jasa pawang hujan. Entah mungkin ada nama lain buat si  pawang ini yang bertugas agar huja  tidak turun ketika agenda tersebut dilaksanakan. Tapi yang jelas ini adalah kebohongan yang nyata dan jelas melanggar syariat, karena telah jelas si pawang mengaku-ngaku tahu akan hujan, padahal jelas hanya Allah lah yang tahu.

“Dia (Allah) mengatahui yang ghaib dan Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu” (QS Al-Jinn 26)

Kalaupun hujan benar-benar tidak turun pada hari itu, ya itu memang sudah ditentukan oleh Allah, bukan karena mantra si pawang. Juga sebaliknya jika hujan itu turun setelah dilakukan ritual, itu karena Allah menakdirkan hujan turun ketika itu, dan bukan karena ritual. Karena ritual dan sejenisnya itu tidak mempunyai kekuatan apa-apa.

3. Apa Yang Ada Di Dalam Rahim

Memang dengan berkembangnya teknologi modern zaman sekarang, orang sudah bisa mengetahui apa yang sedang dikandung oleh para istri mereka. Laki-laki atau perempuan kah bayi yang sedang dikandung, dan besar kecilnya, juga cacat atau tidak.

Tapi subhanallah tidak ada seorang pun yang tahu apakah anak ini akan selamat ketika ibunya melahirkannya, berimankah ia setelah dilahirkan atau kufur, bahagia kah ia atau celaka.

Belum tentu bayi yang keluar dari rahim ibu yang miskin akan menjadi miskin pula besarnya nanti, tidak juga bayi yang keluar dari rahim ibu yang sholihah akan menjadi sholihah juga. Tidak ada yang mengetahuinya keculi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Syaikhani dari sahabat Ibnu Mas’ud ra,

إنَّ أحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ في بَطْنِ أُمِّهِ أربَعِينَ يَوماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ المَلَكُ ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ

“sesunguhnya seseorang diantara engkau semua dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari sebagai mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu 40 hari pula. Kemudian diutuslah seorang malaikat, lalu ia meniupkan ruh kedalam janin tersebut. Dan diperintahkah malaikat tersebut dengan (menuliskan) 4 perkara; rezekinya; ajalnya; amalnya; dan apakah ia termasuk golongan orang-orang celaka atau bahagia.”

4. Apa Yang Dikerjakan/Diperolah Besok Hari

Setiap manusia, apapun keilmuannya, kesaktiannya, kesholihannya tidak akan mengetahui apa yang akan ia lakukan atau ia peroleh dengan pasti esok hari. Dalam segala hal, termasuk rezeki, nasib, keuntungan, dan sebagainya. Kebiakkan kah yang akan ia peroleh atau keburukan? Karen perkara hari esok adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah lah yang menguasai semua perkara ghaib.

Setiap manusia hanya berkata : “Saya akan begini”, “Saya akan begitu”, “Saya akan mendapatkan ini”, “Saya akan mendapatkan itu”, tapi apakah benar keesokkan harinya ia akan melakukan atau menperoleh semua yang ia rencanakan kemarin? Tentu semua itu Allah yang menentukan. Manusia hanya bisa berharap dan berdo’a.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul-Iman, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegaskan bahwa, “Sesungguhnya rezeki Allah tidak akan tertarik(didapati) oleh usaha seseorang, dan tidak akan ditolah oleh kebencian seseorang.” Seberapapun usaha manusia untuk mendatangkan rizki tapi Allah tidak menghendakinya, maka tak akan datang rezeki tersebut. Dan juga sebaliknya, seberapapun usaha seseorang untuk mencegah datangnya rezeki kepada salah seorang diantaranya tapi Allah menghendaki untuknya rezeki, maka sia-sialah usaha tersebut.

Karena tidak ada yang terjadi dibumi ini kecuali atas kehendakNya, bahkan daun jatuh pun dari pohon dan kapan daun itu jatuh ke bumi itu semua atas pengetahuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Tidak ada sesuatu apa pun yang kami luputkan di dalam kitab (lauh mahfuz).” (QS Al-An’am 38)

5. Di Bumi Mana Manusia Akan Meninggal

Dr. Aidh Al-Qarniy dalam salah satu tulisannya pernah mengutip sebuah cerita yang terjadi pada zaman Nabi Sulaiman Alayh salam. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan para pengikutnya.

Namun ada salah satu pengikutnya yang merasa tidak nyaman duduk berkumpul karena ada seseorang yang tepat duduk disamping Nabi Sulaiman terus melototinya. Kemudian dengan gelisah ia bertanya kepada Nabi Sulaiman, “Siapakah gerangan orang tersebut yang sangat tajam melotot kepada ku itu?” Nabi Sulaiman menjawab, “Ia adalah Malaikat Maut yang menyamar sebagai manusia.” Mendengar jawaban tersebut, pengikut tersebut kaget dan ketakutan, menyangka bahwa ajal akan tiba. Kemudian ia berkata kepada Nabi Sulaiman, “Wahai Nabi! Mintalah kepada Allah agar memindahkan aku dengan anginNya ketempat yang sangat jauh!” Kemudian nabi berdo’a maka hilanglah pengikut tersebut. Dalam suatu riwayat ia diterbangkan oleh angin ke negeri India.

Tak lama setelah itu, Nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat Maut tersebut, “Kenapa kamu melototi orang tersebut seperti itu?” Kemudian ia menjawab, “Aku heran wahai Nabi. Aku mendapat perintah dari Allah untuk mencabut nyawa orang ini siang nanti di negeri India, tapi mengapa pagi ini ia masih berada disini?”

Kematia adalah suatu misteri yang tidak ada seorang pun yang tahu kapan, dimana dan bagaimana ia meninggalkan dunia ini. Maka sejogjanyalah kita sebagai seorang muslim yang tak punya daya apa-apa untuk selalu memohon kepada Allah agar kita diwafatkan dalam keadaan yang husnul khotimah.

Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada satu makhluk pun didunia ini baik jin, manusia bahkan malaikat yang mengetahui hakikatnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Jadi perkara ghaib bukan semata perkara mistis, atau perkara dunia lain yang menyeramkan, atau pula perkara berhubungan dengan makhluk lain. Tetapi perkara ghaib ialah perkara yang kita sama sekali tidak punya kuasa untuk mengetahuinya, dan tak terlihat, baik dengan mata, pikiran atau khayalan.

Dan ini menjadi penting untuk diketahui, agar kita menjadi yakin akan kekuasaan Allah. Dan agar terhindar dari ikut campur atau masuk ke dalam 5 perkara ghaib tersebut.

Artinya siapa yang mengaku-ngaku mengetahui tentang 5 hal tersebut maka ia kafir. Atas dasar bahwa ia telah mengingkari apa yang ada dalam Al Qur’an. Dan Ijma’ ulama bahwa siapa yang mengingkari apa yang ada dalam Al Qur’an satu hururf saja maka ia telah menjadi kafir.


Wallahu A’lam  

Tidak ada komentar