Tuntunan dan Bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Kewajiban dan Hak Suami–Istri, Ayah–Ibu dan Anak-Anak (3)


PERINTAH IKHLAS - LILLAHITAALA DALAM BERIBADAH
Katakanlah : “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepada – mu satu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan Ikhlas ) berdua–dua atau sendiri–sendiri “ (Saba, 34 : 46 )

Katakanlah : “Aku disuruh menyembah Allah dan beragama dengan tulus-ikhlas karena- Nya“ (Az Zumar, 39 : 11 )

Katakanlah : “Aku disuruh menyembah Allah dan beragama dengan tulus ikhlas kepada-Nya , dan aku (Muhammad) disuruh menjadi orang pertama berserah diri.”  (Az Zumar, 39 : 11–12, Ath Thalaq, 65 : 3)

1. “Berlakulah ikhlas secara benar karena Allah.” (Al Muzammil, 73 : 8)

2. “Hanya Allah yang aku sembah dengan mengikhlaskan agamaku kepada-Nya“ (Az Zumar, 39 : 14)  

3. “dan tiadalah mereka diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah , dengan memurnikan ketaatan kepada – Nya dalam ( menjalankan ) agama dengan lurus, mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat dan demikian itlah agama yang lurus.” (Al bayyinah, 98 : 5)

4. “Aku tidak akan menerima suatu ibadah , Kecuali yang diiklaskan niatnya untuk-Ku.“ (H.R. Bukhari)

5. “Dan Ibadah yang sangat aku senangi ialah yang dilakukan oleh hambaku dengan ikhlas untuk-Ku “ (H.R. Thabrani)

6. Sabda Rasulullah saw : “ Barang siapa benar-benar ikhlas kepada Allah , niscaya akan ditanggung segala urusan-nya dan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (Al Hadits)

7. Sebaik-baik nya ibadah ialah yang dirahasiakan / tidak dipamerkan. (HR. Asyasyhaab)

8. “Barang siapa memurkakan Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoi-nya menjadi murka kepada-nya. Namun barang siapa meridhokan Allah ( meskipun ) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoi-nya dan meridhokannya kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandangan-Nya.“ (HR.Aththabarani) 

9. Nabi saw bersabda, “ Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu amalpun dari seorang hamba kecuali bila dikerjakan dengan Ikhlas dan ditujukan kepada Allah semata.” (Imam Nasa’I)

10. ”Dan barang siapa yang bersyukur maka kesyukuran itu hanyalah baginya sendiri, dan barang siapa yang ingkar , maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (An Naml, 27 : 40)

11. “Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.” (An Najm, 53 : 25 ) , “ Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin.”  = “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku (hanyalah) untuk Allah, Tuhan semesta Alam”. (Al An’Aam, 6 : 162)

12. dan lain-lain.


HAL RIYA
1.  Maka kecelakaanlah bagi orang –orang yang shalat , (yaitu) orang–orang yang lalai dalam shalatnya, orang–orang yang berbuat riya. (Al Maa’un, 107 : 4-7)

2.  Dan janganlah kamu seperti orang–orang  yang keluar dari rumahnya dengan sombong dan riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (Al Anfaal, 8 : 47)

3.  Dan (juga) orang–orang yang menafkahkan harta mereka karena ingin dilihat orang lain (Riya) dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dan barang siapa yang menjadikan setan sebagai temannya, maka setan itu adalah sejahat–jahat teman. (An Nisaa, 4 : 38)

4.  Hai orang yang beriman, janganlah kamu batalkan sedekah-mu dengan menyebut–nyebut dan menyakitkan hati ; seperti orang yang membelanjakan harta-nya dengan karena riya kepada manusia. (Al Baqraha, 2 : 264)

5.  Janganlah sekali – kali kamu mengira bahwa orang–orang yang bergembira dengan apa yang mereka berikan dan suka dipuji dengan suatu perbuatan yang belum mereka kerjakan, maka janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan terlepas dari azab yang pedih. (ali ‘Imraan , 3 : 188)

6.  Tahukah engkau ( orang ) yang mendustakan agama? Itulah yang menghardik anak yatim Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin,  Maka celakalah bagi orang yang salat, ( yaitu ) orang–orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang riya, dan mereka enggan memberi pertolongan.  (Al Maa’uun , 107 : 1 – 7)

7.   Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

8.   Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya.  (HR. Arrabii’)

9.  Orang yang Riya berciri tiga yakni : (1) Apabila dihadapan orang dia giat tapi, (2) bila sendirian ia malas, (3) selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. (HR. Ibnu Babawih) 

10. Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta & tuli (HR.Adailami), “Jika kalian melihat orang yang senang memuji , hendaklah mukanya diraupi debu.” (HR. Muslim, Turmudzi , Ibn. Majah)

11. Barang siapa mencari pujian manusia dengan bermaksiat terhadap Allah maka orang-orang yang memujinya akan berbalik mencela-nya.” (HR. Ibnu Hiban)

12. Nabi saw. bersabda, “Hal yang paling aku takutkan terjadi pada diri kalian adalah syirik kecil.” . Mereka bertanya , “ Apa yang dimaksud syirik kecil, wahai rasululloh ?“. Beliau menjelaskan,  RIYA. “ Ketika Allah akan membalas amal perbuatan manusia , maka DIA berfirman, “ Pergilah menemui orang–orang yang semasa hidup didunia kalian bersikap riya’ terhadap mereka. Lihatlah apakah kalian menda - patkan balasan dari mereka ? (HR. Ahmad)

13. Diriwayatkan dari Abu Hindi al-Dari ra bahwa ia pernah mendengar Rasululloh saw bersabda , “ Barang siapa yang mengerjakan sesuatu karena riya’ dan sum’ah , maka pada hari kiamat kelak Allah akan memperlihatkan dan memperdengarkan aib-nya.” (HR. Imam Bukhari)

14. Dan lai-lain

Catatan :
a. Riya adalah : Melakukan suatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah, akan tetapi untuk mencari pengakuan, pujian atau kemasyuran dari orang lain atau  masyarakat, suatu amal perbuatan yang tidak diiklaskan untuk Allah semata, suatu perbuatan atau perhatian yang ditujukan bukan kepada selain Allah.

b. Sesuatu yang paling aku takutkan ( menimpa kamu adalah Syirik Asghar. Lalu beiau saw. ditanya tentang (Syirik Asghar) Beliau menjawab , “ (ia adalah) RIYA . “ ( HR. Ahmad dan Ath-Thabrani, Al Baihaqi  dari Mahmud bin Lubaid Al Anshari r.a. dengan sanad yang baik) - Syirik Asghar tidak berakibat riddah  /  keluar dari agama Islam,  tidak pula berakibat kekal di neraka, akan tetapi TIDAK sesuai dengan kesempurnaan tauhid uyang diwajibkan.

c. “Maukah kamu aku beritahukan apa yang paling aku takutkan (menimpa) kamu lebih dari takutku atas kamu ) terhadap Al Masih Ad-Djjal? Mereka ( para sahabat ) menjawab, “ Mau , wahai Rasululloh. Beliau bersabda, “ (itu adalah) Syirik khafiy (Syirik yang tersembunyi),  bahwa seseorang berdiri,  lalu shalat,  kemudian ia membaguskan shalatnya, karena ia melihat ada orang yang memperhatikannya. “( HR. Ahmad dalam kitabnya Al – Musnad dari Abi Sa’id Al Khudriy r.a)

d. “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepada-nya surga, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang zalim itu seorang penolong pun.“ (Al Maa-idah, 5 : 72), “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan DIA  dan DIA mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-NYA. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (An Nisaa’, 4 : 116 dan 136) (Syrik Akbar – dosa yang tak terampuni,  kekal di neraka)

e. Sesungguhnya orang yang beriman dan (mau) beramal soleh , tidak memerlukan dan berharap pujian dari selain Allah SWT. karena pujian dari Allah SWT. sudah melengkap segalanya sehingga tidak ada tempat lagi bagi pujian manusia ( tidak memberikan pengaruh apa-apa) , Pujian dari Allah SWT. membawa selamat (QS.49 : 13 , 3 : 139 , 41 : 18 , 2 : 165 , 27 : 53 , dll) , Laknat dari Allah SWT. (QS. 33 : 57, QS.5 : 60), Pujian dari manusia bisa membawa celaka (Kesombongan, ketakaburan, mentang-mentang, merasa diri lebih dari yang lainnya, merasa memiliki sesuatu padahal segala sesuatunya dilangit dan dibumi adalah milik Allah , sedang kan satu–satunya yang dipunyai orang yang ber iman adalah hanya satu  yaitu :  punya Tuhan yang satu Allah SWT) dan sebaliknya umpatan manusia yang diterima orang yang beriman dengan sabar dan maaf (QS. 42 : 40 - 43) akan mengurangi dosa dan manambah pahala / catatan-catatan  baik malaikat bagi dirinya. “Sesungguhnya pujian dan celaan bagi orang yang beriman dan bertaqwa sama saja effek bagi dirinya yaitu : kesabaran - Ia tidak akan sedih atau kesal jika dicela dan juga tidak senang / suka cita bila ia dipuji.

f. “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya , Mereka itulah  orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah yang mempunyai akal 
(berfikiran sehat ) (Az  Zumar, 39 : 18)

g. “Hanyalah orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran ,(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” ( Ar Ra’d ,13 : 19-20)

h. “Dan mereka berkata, “ Sekiranya kami mendengarkan atau menggunakan akal kami, tidaklah kami menjadi penghuni neraka.” (Al Mulk , 67 : 10 , Pen / Insyaallah kata–kata penyesalan yang tiada berguna seperti ini tidak sampai keluar dari mulut kita nantinya , karena kita mensyukuri karunia Allah SWT. yang berupa pendengaran , penglihatan dan hati dengan menggunakannya sebaik-baiknya , Insyallah ucapan selamat-lah yang akan kita terima! , Az Zumar , 39 : 73 – 74   ,Yaasiin , 36 : 55 – 58 ,  Insyaallah !)

i. “Cukup berdosa orang yang diingatkan agar bertaqwa kepada Allah, dia marah. (HR. Athbrani) , “ Orang yang paling jauh dari Allah SWT ialah : orang-orang yang keras hatinya “  
(HR.Tirmidzi ) ,

j. dan lain-lain.


SIKAP ANAK KEPADA KEDUA ORANG TUA-NYA
1.  “Dan Kami wajibkan kepada manusia berbuat kebaikan terhadap ibu bapak-nya “ ( Al ‘Ankabuut , 29 : 8 )  , “ Berbuat baiklah terhadap kedua orang Ibu Bapak . . . . . . . . , demikianlah itu yang diperintahkan oleh Tuhan-mu kepadamu . . . “               ( Al An’aam , 6 : 151 ) , “ Pergaulilah keduanya (ayah-ibu) di dunia dengan baik. ( Luqman ,31 : 15) ,  “ Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu , hanya kepada-Ku-lah kembali-mu.” ( Lukman , 31 : 14-15 ) ,

2.  “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu – bapak-nya , ibunya mengandung nya dengan susah payah dan melahirkannya dengan men - derita kesulitan ( pula ) mengandung -nya sampai menyapih-nya adalah tiga puluh bulan. Sehingga apabila anak itu mencapai dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun , dia berkata , “ Ya Tuhanku , berilah aku petunjuk supaya aku mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat mengerjakan amal soleh yang Engkau meridhoinya , dan berilah kebaikan kepadaku ( juga ) pada keturunanku. Sesungguhnya aku taubat kepada-Mu dan sesungguhnya akau termasuk orang – orang yang berserah diri ( muslim ).” Mereka itulah orang – orang yang Kami terima sebaik – baik apa yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan – kesalahan mereka , termasuk penghuni – penghuni surga , sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.    “  ( Al Ahqaaf , 46 : 15) , ( Insyaallah dengan menjalan perintah Allah SWT.

untuk berbhakti kepada kedua orang tua , kita dapat dimasukkan kepada golongan hamba – hamba Allah yang diampuni dosanya , di ridhai amal solehnya sampai kepada anak keturunannya , amin ! , dijauhkan sungguh dari perilaku seperti apa yang tertulis di ayat selanjutnya , ayat 17 dan 18 /pen. )

3.  ... janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan   , “ Ah / huh ! “ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada kereka ucapan yang mulia. ”  ( Al Israa’ , 17 : 23 ) “ Dan rendahkanlah diri-mu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan  , dan katakanlah : “ Wahai Tuhan-ku , kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka mendidik-ku waktu kecil. ” ( Al – Israa’ , 17 : 24 )

4.  Abdullah bin Amru menceritakan bahwa Rasulullah saw berkata, “ Kesenangan ( keridhaan ) Allah SWT. Terletak pada keridhaan ayah dan ketidakridhaan Allah SWT. Terletak pada ketidak  ridhaan ayah. “  ( HR. Tirmidzi , Hakim ) “

5.  Seorang ayah adalah pintu terbaik kesurga. Jadi terserah kepada-mu untuk menda -patkan salah satu yang telah tersedia untuk-mu tersebut atau meninggalkan-nya.”                   ( HR.Ibnu Hibban )

6.  ...,Surga dibawah telapak kaki Ibu. (HR. Ibnu Majah , Nasa’I , HR.Ahmad) , Sesungguh-nya Allah mengharamkan kalian durhaka kepada Ibu..( HR. Bukhari dan Muslim )

7.  “Semua dosa itu siksaannya akan ditangguhkan Allah sesuka-Nya , kecuali dosa karena durhaka kepada kedua orang tua , maka sesungguh nya Allah akan menyegerakan-nya dalam hidup di dunia ini sebelum meninggal dunia“. (HR. Hakim , dan ia berkata sanad nya : “ Shahih )

8.  “Ada dua ( dosa ) yang disegerakan hukumannya di dunia ini , yaitu : Zina dan durhaka kepada kedua orang tua. “ (HR. Thabrani)

9.  Abu Umamah ra. Mengisahkan, bahwa suatu kali seorang laki-laki bertanya kepada Rasullah saw. Mengenai hak-hak orang tua atas anak-anak mereka. Beliau menjawab , “ Orang tua adalah surga atau neraka bagi mereka“ . (anak-anak nya) (HR. Ibnu Majah)

10. . . .  barang siapa membikin ibu – bapak nya marah , maka berarti membikin Allah marah kepada-nya.  (HR. Bukhari)

11. “Maukah aku khabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa besar yang paling besar ? ”. Kami dari para sahabat berkata : “ Baiklah wahai Rasulullah ! “. Beliau bersabda : “ Yaitu menyekutukan Allah dan menyakiti kedua orang tua “.  (HR. Bukhari dan Muslim)

12. “Tiga perkara , dimana tidak akan bermanfaat bila amal itu disertai dengan ketiganya. yaitu : menyekutukan Allah , menyakiti kedua orang tua dan lari dari medan laga ” (HR. Thabrani dari Tsuban)

13. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormati-nya. (HR. Attirmidzi)

14. Orang yang menginginkan umur panjang dan rejeki yang cukup , hendaknya bersikap baik dan mengasihi orang tuanya dan sanak – familinya.” (Anas bin Malik Ra)

15. Menurut Abu Bakrah ( Nafi bin Harits ) Rasulullah pernah memperingatkan tentang tiga dosa besar , Beliau bersabda : “ Menyekutukan Allah swt , Tidak mematuhi orang tua, Dalam keadaan bangun ataupun berbaring, “ bohong atau memberikan keterangan  (kesaksian) palsu”.  (HR.Bukhari–Muslim, Tirmidzi)

16. Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah , Apakah orang harus taat / patuh pada orang tua nya meskipun dia kasar (tidak berperasaan) terhadapnya?, Rasulullah menjawab, : “ Ya, bahkan jika mereka bersikap kasar!, Ya , bahkan jika mereka bersikap kasar !, Ya, bahkan jika mereka bersikap kasar!  (Abdullah Ra)

17. Apabila seseorang meninggalkan do’a bagi kedua orang-tuanya maka akan terputus rejeki-nya.  (HR. Adailami)

18. Barang siapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan. (HR. Athabrani dan Addaar  Quthni)

19. Jangan mengabaikan ( membenci dan menjauhi ) orang tuamu. Barang siapa yang mengabaikan orang tua-nya maka dia kafir (kufur nikmat) (HR. Muslim)

20. 3 ( tiga ) Amalan yang sangat dicintai Allah SWT : “Dari Abdullah Bin Ma’sud ra. Dia bertanya kepada Rasulullah saw. : “Amal apakah yang sangat dicintai oleh Allah ?“.  Beliau bersabda :  (1) “ Yaitu shalat pada waktunya.” Dia bertanya lagi : “ Kemudian apa ?”. Beliu bersabda : (2) “ Berbhakti kepada orang tua “. Dia bertanya, “ Kemudian apa lagi ? “. Beliau bersabda : (3) “Jihad fi sabilillah”.  (HR. Bukhari dan Muslim)

21. Sesungguhnya sebaik-baik berbuat baik terhadap orang tua , yaitu seseorang yang menyambung persahabatan dengan sahabat baik orang tua-nya , sepeninggal orang tuanya itu. ” (HR. Muslim)

22. Diriwayatkan : Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. Dengan bertanya sbb :  “ Ya Rasulullah !, apakah masih ada yang harus saya lakukan demi berbuat baik kepada orang tua saya, sesudah mereka itu meninggal dunia ? “ , Ya ! , yaitu : mendoakan untuk kedua-nya , memintakan  ampun untuk kedua-nya, menunaikan janji  (amanat) keduanya, menyambung silahturahim terhadap orang yang tidak bisa tersambung melainkan lantaran kedua-nya dan mengadakan penghormatan kepada sahabat-sahabat kedua-nya.” (HR. Abu Daud dan Al Baihaqi)

23. “Siapa saja membaca Al Qur’an , mempelajarinya dan mengamalkannya , maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagikan sinar matahari , dan dikenakan kepada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilanya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya-pun bertangay-tanya, “ Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu ?, Dijawab, “ Karena anakmu telah membawa Al Qur’an.” (Al hakim)

24. Baca S. Al Israa’, 17 : 23 – 24.

25. Dan lain-lain


Catatan Penulis :
a. Sejarah banyak mencatat bahwa orang–orang yang mempunyai kesehatan mental yang buruk hampir semuanya disebabkan karena suramnya masa lalu dari penderitaannya, utamanya disebabkan karena pengaruh yang buruk dalam lingkungan keluarganya yang diciptakan kedua orang tuanya disadari atau tidak. Waspadalah wahai dikau para orang tua.

b. Wahai para Isri yang telah menjadi Ibu jadilah suri teladan yang baik bagi anak-anak putrimu, dengan menjadi istri dan Ibu sesuai ketentuan yang telah diatur oleh hukum–hukum Allah SWT. ( Al Qur’an ) dan Sunnah Rasul-Nya , kalau saudari bisa menjadi istri dan Ibu  yang baik sesuai ketentuan Hukum Allah SWT dan sunnah rasul-Nya  (Al Hadits), Insyaallah, anak–anak putrimu pun kelak akan dapat menjadi istri-istri yang baik bagi para mantu-mantu lelaki-mu , dan ibu yang baik bagi cucu-cucu- tercintamu.  Sekarang ini jadilah mantu yang baik bagi kedua orang tua suami-mu , maka insyaallah kelak mantu-mantu-mu pun akan berbuat baik kepada-mu , demikian pula anak-anak putrimu. Demikian pula hendaknya engkau wahai para suami dan para ayah , jadilah suri tauladan yang baik bagi anak-anak lelaki-mu dengan menjadi suami yang baik bagi istri-mu dan menjadi ayah yang baik bagi anak-anakmu sesuai ketentuan hukum Allah SWT. yang berlaku, Insya allah, kelak dikemudian hari anak–anak lelaki-mu-pun akan bisa

menjadi suami yang baik bagi para istri–istrinya dan bisa menjadi ayah yang baik anak-anak-nya.  Wahai para suami dan Istri ingat-lah selalu akan hukum sebab–akibat, apa yang ditanam , itu juga yang akan dipetik. Berlaku dan bersikaplah yang baik kepada kedua orang tua kandung ataupun mertua, maka insyaallah anak-anak mu dan para mantumupun akan bersikap baik kepada-mu. Buah jatuhnya tidak akan pernah jauh dari pohon-nya, sekiranya Allah tidak berkehendak lain. (Baca Hukum Sebab Akibat Sesuai Sunatullah dibab yang lain)

c. Wahai para Ayah dan Ibu anjurkanlah  kepada anak-anakmu bila kelak mereka sudah siap untuk berumah tangga, pilihlah pasangan hidup yang baik Ahlaq dan agamanya, baru pertimbangkanlah hal yang lainnya. Utamakan Akhlaq dan agama -nya.

d. Orang yang beriman yang tidak mengetahui sejauh mana kesehatan Mental-nya maka ia akan bisa tidak tahu sejauh mana kesehatan Ibadah-nya, didalam mental yang tidak sehat akan terdapat juga ibadah yang tidak sehat, salah satu ciri ibadah yang sehat adalah Ibadah yang diikhlaskan hanya kepada Allah SWT.  bagaimana caranya orang yang mentalnya tidak sehat bisa Ikhlas dalam beribadah ?

e. Subhanullah, wal hamdulillah,  Allahu akbar, betapa banyak-nya buah-buah ranum penuh kenikmatan  dari keimanan, ketaqwaan dan ketawakalan itu yang dinamis itu, sungguh !, satu diantara-nya adalah kesehatan mental  /  jiwa itu sendiri.

f. Bagi saudara yang sementara ini orang tua nya memiliki banyak kekurangan kekurangan dan kekurangan itu berdampak bagi saudara secara mental dan phisik, maka tetaplah bersabar , jangan menyalahkan orang tua , inilah kenyataan hidup yang harus saudara jalankan , terima kenyataan dan rubahlah diri anda sendiri  sebagai - mana yang Allah wajibkan kepada saudara , dan senatiasalah mohon ampun dan pertolongan-Nya, hargai dan hormati orang tua, sebagai mana perintah – Nya , Tunduk dan taatilah perintahnya, selama perintahnya itu tidak menyimpang dari hukum agama. Jangan kasar pada keduanya. Berkatalah lembut penuh kasih sayang kepada mereka.

g. Bagaimana cara-nya memiliki bekal itu ? Dikaruniakan oleh Allah SWT !!!, Bagaimana agar Allah mengkaruniai bekal itu ? Dengan Hidayah-Nya!!!, Bagaimana agar karunia hidayah itu diberikan kepada kita ? Salah satu caranya dengan mendengarkan  bisikan suara hati (yang haq) kita dan ikuti perintah dari suara hati yang haq itu dengan rendah hati dan berserah diri.

h. Suara hati yang Haq tidak pernah membisikan hal-hal yang buruk, bisikan-nya selalu baik dan benar karena itu berasal dari Allah dan bersifat sunatullah!!!, hanya kita-nya saja yang sombong dan lebih membiarkan bisikan setan menguasai diri kita dengan mengabaikan bisikan hati kita itu. Dan ketahuilah saudara-ku meskipun bisikan hati yang haq itu tidak meninggalkan kita tapi datang-nya tidak setiap saat sesuai keinginan kita, yang kita khawatirkan / takutkan  adalah ajal lebih dulu datang menjemput dari datang-nya keinginan kita mengikuti suara hati itu. Dalam sejarah kehidupan Iman dan Taqwa hamba-hamba Allah sebelumnya - telah tercatat , betapa banyak para penjahat yang diselamat oleh Allah SWT. karena  mengikuti perintah suara hati-nya. (bisikan Allah melalui hati manusia tentang Kebenaran-Nya ), “Rasulullah saw bersabda, “ Pada hati manusia terdapat persinggahan setan dan malaikat” . (Al Hadits)

i. Wahai engkau para remaja Muslimin dan Muslimah sayangi dirimu dan anak–anak keturunan mu kelak dengan mulai hari ini mau mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam berbagai aspek kehidupanmu, belajarlah dengan istiqamah memiliki keahlian yang bermanfaat sebagai bekalmu untuk menjemput rejeki karunia-Nya. Cerdaskan badanmu (kesehatan phisikmu) , cerdaskan akalmu dengan ilmu dunia dan akhirat, cerdaskan emosimu dengan pengetahuan kebaikan dalam amal, khususnya akhlakul qarimah dan budi pekerti yang baik, cerdaskan spiritualmu dengan mengamalkan keiman, ketaqwaan dan ketawakalan yang ikhlas. Yang membuat jiwamu menjadi tenang, penuh keyakinan akan pertolongan dan perlindungan Allah SWT. Sekarang zaman sudah modern, banyak sudah fasilitas untuk menjangkau semua itu, banyak buku pengetahuan , banyak orang yang pandai disekitarmu peluk lah ia  rangkullah dia (ilmu-Nya ) dengan kasih sayang mu untuk-Nya, untuk dirimu dan anak-anakmu kelak,  demi kebaikan hidupmu dan anak keturunanmu. Disaat waktunya jika engkau sudah tertarik dengan lawan jenismu berkaitan dengan kehidupan Rumahh tangga, maka pilihlah pasanganmu, yang utamanya memiliki akhlak  dan budi pekerti yang baik,  yang ilmu dunia dan akhiratnya memadai. (baik Islamnya) Engkau diberi kebebasan oleh Allah SWT untuk  memilih pasangan hidupmu , maka pergunakan amanah kebebasan itu dengan sebaik–baiknya.  Berhati–hatilah memilihnya agar slogan keluarga sakinah mawadah warohmah, bukan slogan usang, tapi memang slogan yang up to date karena engkau yang selalu meng up to date kannya dengan ikhtiar amal perbuatan-mu dalam mencapainya jauh–jauh hari dari awalnya. Allah SWT memerintahkan kita untuk beristiqamah, maka beristiqamahlah dalam menjemput ilmu-Nya dan beristiqamah dalam Mengamalkan-Nya. Sebab perbuatan baik pasti berakibat Kebaikan Juga, Insyaallah!, Wahai Para Gadis Persiapkan dirimu menjadi wanita yang baik (baik ilmunya, skillnya, baik akhlaqnya) dan solehah agar Allah SWT  memilihkanmu dengan pria yang baik dan soleh pula dengan menggerakkan hati pria yang soleh itu melamarmu, Yakini betul dengan Sunatullah Perjodohan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Demikian pula hendaknya Wahai engkau Pria muda Muslim.

“Dan diantara tanda–tanda kekuasaan-Nya DIA menciptakan untuk kamu istri dari jenismu supaya kamu tentram bersamanya. Dan DIA menjadikan cinta dan kasih sayang  diantara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir.“ (Ar Ruum,  30 : 21) - (Al Furqaan,  25 : 74)

“Dan perempuan – perempuan yang baik adalah bagi laki – laki yang baik , Dan laki – laki yang baik adalah bagi perempuan – perempuan yang baik. Mereka itu terlepas (bersih) dari apa yang diperkatakan orang , Bagi mereka ampunan dan rejeki yang mulia. “ (An Nuur,  24 : 26,  baca ayat ke 3 nya dari surat An Nuur)

j. (Para Pakar Ilmu Jiwa mengatakan bahwa watak / karakter yang terbentuk dalam pertumbuhan manusia akan menetap permanent dalam diri manusia tsb,  dan tidak  / sulit untuk diubah, tapi menurut penulis bisa dirubah (Bila Allah SWT berkehendak, itulah sebabnya Mengapa ada “Hidayah Allah“), minimal bisa dikendalikan kalau kita Ikhlas dan redha diatur hidup kita oleh hukum–hukum Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.  Hamba Allah yang memperoleh hidayah dan senantiasa istiqamah menjemput hidayah –hidayah Allah SWT berikutnya  salah satu ikhitiar yang ia jihadkan adalah bagaimana kwalitas akhlaqnya dia terus kembangkan seumur hidupnya sesuai yang Allah SWT inginkan dalam hukum-hukum-Nya  hamba Allah yang seperti inilah yang telah memperoleh karunia dengan mendapatkan Jati diri sejatinya. Aku adalah hamba Tuhanku  / Allah SWT dan aku adalah raja bagi kemanusiaan duniaku, akulah yang mengatur apa–apa yang ada didalam kemanusiaanku itu dengan ijin dan kuasa-Nya yang aman bahkan kepadaku dan aku kembalikan semua urusanku kepada-Nya,  Pemilik  yang syah dari segala urusan dilangit dan dibumi).

Ada suatu kenyataan hukum dari Allah SWT. yang tidak bisa diterima oleh Istri yang belum cukup beriman  berilmu & bertaqwa, yaitu bahwa  Suami harus lebih mengutamakan Kedua Orang Tuanya, dari pada Mertua-nya, sementara seorang Istri harus mengutamakan suaminya daripada kedua orang tua-nya. Seorang Ibu lebih berhak atas anak lelakinya daripada Istrinya. Bagi Istri redha suami lebih utama dari pada redha kedua orang tua-nya, sementara
redha orang tua bagi seorang suami lebih utama daripada redha mertua atau redha sang istri. Ketentuan yang seperti ini bagi seorang istri yang belum berilmu dan beramal agama dengan cukup, kadang-kadang bisa timbul komentar bahwa Tuhan tidak adil, karena berkesan seolah–olah Allah SWT lebih mengutamakan suami dari pada Istri.

Sekarang pertanyaan adalah : Kepada siapa seorang suami harus mengutamakan hormat dan taat setelah kepada Allah SWT dan Rosul-Nya kalau bukan kepada kedua Orang tuanya , demikian juga seorang istri Kepada siapa seorang Istri itu harus mengutamakan hormat dan taat setelah kepada Allah SWT dan Rosul-Nya kalau bukan kepada suaminya? (Suaminya yang telah mendapat mandat dari Tuhannya untuk memenuhi kebutuhan hidup istrinya sebatas mampu) Ya, pada akhirnya karena memang ini sudah ketentuan Allah SWT maka ikhlaskan diri diatur hidup kita dengan hukum-hukum-Nya. Dan Kewajiban suami dalam mengamalkan hukum-Nya ini adalah bersikap arief  /  bijaksana dan rendah hati. Jangan mentang–mentang dan sombong! (jangan sekali-kali membela kebenaran agama demi membela kepentingan ego dan hawa nafsu / kepuasan diri duniawi sang suami / istri atau sebaliknya, membela kepentingan ego pribadi,  kebenaran agama dikesampingkan!)


Istimewanya Wanita

"Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak   sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat  pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)?

1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan,ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak , tetapi
tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahir - kan adalah syahid dan surga menantinya.

5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya , ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu :1. Sembahyang 5 waktu, 2. Puasa di bulan Ramadhan, 3.Taat kepada suaminya dan 4. Menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan

Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan buatan mereka. (emansipasi ala western)

Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan  kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya / peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan / hukum buatan manusia.

Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki)berbuat baik selalu terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki-laki berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.

Tidak ada komentar