Tajalli Dzat
Pada bagian ini akan diterangkan tentang Tajalli zat, hendaklah anda ketahui, bahwa Tajalli Zat itu atas tujuh martabat (Tingkat “Tanazzul” (turun) dari Hidratus-Sarij yaitu Hidrat Zat semata-mata yang pengertiannya tidak menyangkut sifat dan asma atau dlam pengertian lain, lepas dari pada isyarat.
Arif Billah Sayyid Abdullah bin Ibrahim Al-Mirghani q.s dalam Kitab beliau Tuhfatul Mursalah menyebutkan : “Kunhi Zat Allah s.w.t. tidak dapat digambarkan oleh akal dan indera (hissi) yang lima, tidak terbatas (haq) dengan ukuran akal dan pancaindra maka uaha yang demikian termasuk usha yang mustahil, Hal itu hanya mungkin dicapai dengan jalan kasyaf.
◙
TAJALLI DZAT ITU TERBAGI ATAS 7 MARTABAT ALAM
- MARTABAT AHADIYAT
Martabat ini dinamakan pula dengan Martabat “Kunh
Dzat” yaitu keadaan Zat semata-mata. Dari sini nyata apa yang
dinamakan Sifat dan Asma tidak ada. Martabat lain yang
lebih atas dari pada ini, semua martabat yang berikut ini, bersumber
dari Martabat ini.
- MARTABAT WAHDAT
Martabat ini adalah tingkatan Sifat secara
keseluruhan (Ijmal) dengan segala nama, disinilah hakikat Nabi kita
Muhammad SAW, yaitu sebagai asal jadi dari segala yang jadi,
Hawiyatul Alam atau Hakikat Alam. Segala apapun adalah dari
pada Nur Nabi kita Muhammad SAW, sebagaimana sabda beliau.:
ﺍﻮﻞ ﻤﺎﺧﻟﻖﺍﷲ
ﻧﻮﺮﻧﺒﻴﻚ ﻴﺎ ﺠﺎﺒﺮﻮﺧﻟﻖ ﻤﻧﻪ ﺍﻷ
ﺷﻴﺎﺀ ﻮﺍﻧﺖ ﻤﻦ ﺗﻟﻚ ﺍﻵ ﺷﻴﺎﺀ
"AWWALUMA KHALAQALLAHU NURA NABIYYIKA YA JABIRU
WA KHALAQA MINHUL-ASYYA’A WA ANTA MIN TILKAL ASYA’I"
Artinya : Mula-mula yang Allah jadikan adalah Nur Nabimu
ya ,,Jabir. Dan Allah jadikan dari pada Nur itu, segala sesuatu ini,
dan engkau hai ,,Jabir termasuk pada sesuatu itu.
Pada Hadits yang lain Nabi bersabda :
ﺍﻧﺎﻤﻦ ﺍﷲ ﻮﺍﻟﻤﻮ
ﻤﻧﻮﻦ ﻤﻧﻲ
"ANA MINALLAHI WAL MU’MINUNA MINNI"
Artinya : Aku adalah dari pada Allah, dan orang-orang mukmin
adalah daripadaku.
ﺍﻦﺍﷲ ﺧﻟﻕ ﺮﻮﺡ
ﺍﻟﻧﺑﻲ ﺼﻟﻰﺍﷲﻋﻟﻴﻪ ﻮﺴﻟﻢ ﻤﻦ ﺯﺍﺗﻪ
ﻮﺧﻟﻖ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺒﺎﺀ ﺴﺮﻩ ﻤﻦ ﻧﻮﺮﻤﺤﻤﺪ
ﺼﻟﻰﺍﷲﻋﻟﻴﻪ ﻮﺴﻟﻢ
"INNALLAHA KHALAQA RUHANNABIYYI SHALALLAHU ‘ALAIHI
WASALLAMA MIN DZATTIHI WA KHALAQAL ‘ALAMA BIASRIHI MIN NURI
MUHAMMADIN SAW".
Artinya : Sesungguhnya Allah ciptakan Roh Nabi Muhammad dari pada
Dzat-Nya, lalu Allah ciptakan alam dengan rahasiah-Nya
daripada Nur Muhammad SAW.
ﻴﺎﺠﺎﺒﺮﺍﻦﺍﷲ ﺧﻟﻕ
ﻗﺒﻞﺍﻵﺷﻴﺎﺀ ﻧﻮﺮﻧﺒﻴﻚ ﻤﻥ ﻧﻮﺮﻩ
“YA JABIRU INNALLAHA KHALAQA QABLAL ASYYA’I NURA
NABIYYIKA MIN NURIHI“
Artinya : Ya ,,Jabir Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya
sesuatu adalah Nur Nabimu daripada Nur-Nya.
ﻠﻗﺪ ﺠﺎﺀ ﻛﻢ ﻤﻥﺍﷲ
ﻧﻮﺮ
"LAQAD JA’AKUM MINALLAHI NURUN".
Artinya :Sungguh telah Allah datangkan untuk kamu Nur daripada
Allah yaitu Nur Muhammad SAW.
ﻴﺎ ﺍﻴﻬﺎ ﺍﻠﻧﺎﺲ
ﻗﺪ ﺠﺎﺀ ﻜﻢ ﺍﻠﺤﻖ ﻤﻦ ﺮﺒﻜﻢ
"YA AYYUHANNASU QOD JA ‘AKUMUL HAQQU MIN
RABBIKUM"
Artinya : Wahai manusia, telah datang Al-Haq dari pada Tuhan-Mu
yaitu Nabi kita Muhammad SAW.
- MARTABAT WAHIDIYAT
Martabat ini nyata pula Sifat dan Asma itu,
dalam arti Munfashil (Terurai). Pada Martabat Wahdat nyata Sifat
dan Asma dalam arti Ijmal, maka pada martabat ini adalah dalam arti
Munfashil. Dari sini pula lahirnya “Kalam Qadim”, yaitu
“ANNAHU ANALLAHU,, Artinya : Aku-lah Allah.
ﺒﻲﻜﺎﻦ
ﻣﺎﻜﺎﻦ ﺒﻲ ﻴﻜﻮﻦ ﻤﺎﻴﻜﻮﻦ ﻓﻮﺠﻮﺪﺍﻠﻌﻮﺍﻠﻢ
ﺒﻲ
"BI KANA MA KANA, BI YAKUNU MA YAKUNU, FAWUJUDUL
’AWALIMI BI"
Artinya : Dengan Aku ada, apa saja yang telah ada, dan dengan
Aku akan ada apa saja yang akan ada. Maka adanya semua ‘alam ini
adalah denganKu.
ﻜـﻧﺖ
ﻜـﻧﺰا ﻤﺧـﻔـﻴﺎ ﻓﺎﺀ ﺤـﺒـﺒـﺖ اﻦ
اﻋـﺮﻒ ﻓـﺧـﻠﻘﺖ اﻠﺧﻠﻕ ﻠﻴـﻌﺮﻓـﻧﻲ
"KUNTU KANZAN MAKHFIYYAN, FA AHBABTUAN ’URAFA FA
KHALAQTUL KHALAQA LIYA’RIFANI"
Artinya : Aku adalah Rahasiah (Perbendaharaan) Yang
tersembunyi. Lalu Aku berkeinginan agar dikenal, kemudian aku
Ciptakan alam serta makhluk (Muhammad) tidak lain agar mereka bisa
Ma’rifat (mengenal) kepada Aku.
"AL INSANU SIRRI WANA SIRRUHUU"
Artinya : Manusia adalah gudangnya rahasiahku dan AKU
adalah gudang rahasiahnya”. Dan tak akan memuat Dhat-KU (Zat
Allah) Bumi dan langitku kecuali hati hamba-hambaku yang mukmin yang
Lunak (ikhlas), dan tenang (Sabar lagi Mutmainah).
ﺍ
ﻟﻒ ﺍﻟﺬ ﺍﺖ ﺳﺎ ﺮﻯ ﺳﺮﻫﺎ ﻓﻰ ﮐﻞ ﺬﺮﺓ
ﻮﺤﺎﺀ ﺤﻴﺎﺓ ﺍﻠﻌﺎﻠﻢ ﺍﻠﺬﻯ ﻤﻧﻪ
ﻤﺒﺪﺍﺀ ﻩ ﻮﻤﻗﺮﻩ
"ALIFU DZATI SAARI’UN SIRRUHAA FI KULLA DZARATIN,
HA ‘UN HAYATUL’ ALAMI ALLADZI MINHUMMABDA’UHU WA MAQARRUHU"
Artinya : Alif Dzat adalah Mesra rahasiahnya pada segala zarrah,
dan Ha adalah Hayatul Alam (Kehidupan alam semesta), dari situlah
permulaannya dan menetapnya.
Alif dan Ha yang dimaksud ini di
I’tibarkan dari huruf-huruf yang tertera pada nama Nabi kita
Muhammad SAW dengan nama yang lebih dikenal dilangit dengan sebutan
“Ahmad”.
- ALAM ARWAH
Pada tingkatan inilah terhimpun dan terhampar luas
segala roh yang tidak bersusun-susunan.
- ALAM MITSAL
Pada tingkatan alam ini ada rupa, tetapi tidak bisa
dibagi-bagi karena amat halusnya.
- ALAM ADJSAM
Pada tingkatan ini semuanya berupa dan berbentuk dan
bisa dibagi-bagi (terbagi-bagi)
- ALAM INSAN KAMIL
Pada ala ini terhimpun menurut pengertian dari yang
Pertama sampai dengan Alam Adjsam.
ADAPUN
PENJELASAN MARTABAT 7 ALAM
MENURUT
KITAB CENTINI
Bahwa
martabat 7 (Tujuh) Alam didalam kitab centini, yang diuraikan secara
detail oleh Syekh Among Raga atau Raden Jayeng Resmi putra Sunan
Giri Prapen. Yang isinya sebagai berikut :
Martabat
Tujuh Alam dibagi menjadi 2 bagian :
Pertama
3 (tiga) Martabat Batin yang mencakup : Alam Ahadiat, Alam
Wahdat dan Alam Wahidiat.
Kedua
4 (empat) Martabat Lahir yang mencakup : Alam Arwah, Alam
Misal, Alam Ajsam dan Alam Insan Kamil.
ALAM
AHADIAT
Adalah
wujud yang bersifat mutlak artinya tidak jelas, samara-samar Sifat
dan AsmaNya. Oleh karena itu disebut “Kun Ijati”
artinya Maha tinggi, tidak terjangkau oleh akal dan tidak ada yang
mengetahuinya. Segala akal akan terhenti jika hendak mengenal
Allah.
ALAM
WAHDAT
Yaitu
permulaan Takyun, yakni nyata yang pertama, karena Allah
menyatakan keadaannya dan ilmu-Nya. Itulah yang menjadi nyata
keadaannya dan setengah sifat-sifatNya maka disebut pula “Suku
Dzat” Hakikat Muhammadiyah yang disebut Suku Dzat yaitu tempat
kumpulnya Dzat, Ilmu dan Segala Sifat Dzat.
ALAM
WAHIDIAT
Yaitu
Takyun Sani sebab pada martabat inilah Allah menyatakan
Diri-Nya. Semua makhluk dan sifat ilmu sudah terpisah-pisah. Hal
ini disebut Al-Akyan Sabitah, itu adalah hakikat manusia,
maksudnya karena telah nyata keadaanNya Bumi, Langit lapis tujuh dan
binatang sudah berujud dalam ilmu Allah artinya bahwa manusia itu
lupa akan adanya dalam batas Tuhan. Oleh karena itu sekalipun Ia
tidak tahu ibunya, namun Allah mengetahuinya. Manusia itu disebut
Insan Hakiki karena tidak terpisah dengan Dzat Allah
maka keberadaannya itu berwujud Sukma, tidak menyimpang
dariNya dan tetap dalam ilmu Tuhan sepanjang masa. Ia nyata keadaan
dan Sifat-Nya. Insan Hakiki adalah sebutan yang lebih nyata, karena
ia adalah Jati kenyataan Tuhan.
ALAM
ARWAH
Adalah
kenyataan Tuhan, sebab Tuhan melahirkan yang ada dalam Ilmu-Nya,
keadaanNya itu dinyatakan dalam Alam Arwah. Segala Sifat dan
AsmaNya itu nyata adanya dan bahkan lebih nyata, karena Alam
Arwah adalah perwujudan Tuhan. Alam Arwah disebut juga Nur
Wilayah disebut demikian karena lahir dari Aibnya ibarat bayi
lahir dari perut sang ibu, lahir dengan segala wajahnya.
ALAM
MISAL
Disebut
Alam Misal karena memang missal yang tetap ilmu-Nya dengan
nyata-nyata keadaanNya tetapi sifat-Nya jelas dalam Alam Ajsam.
ALAM
AJSAM
Yaitu
kenyataan Tuhan, karena Tuhan menyatakan keadaanNya, kejelasan Alam
Ajsam, membuat Tuhan dalam keadaan ada, adanya Alam Ajsam maka
adapula Tuhan lebih nyata dengan adanya jisim. Itulah cermin
kenyataan dari yang nyata.
ALAM
INSAN KAMIL
Yaitu
tempat ketujuh martabat. Yang paling tinggi adalah tiga martabat
batin yaitu La’takyun, Suku Dzat dan Al-Akyan Sabitah,
sedangkan tiga martabat lahir yaitu Alam Arwah, Alam Misal, dan Alam
Ajsam. Alam Ajsam artinya adalah tebal tipisnya keadaan yang
menerima bagian. Sifatnya Jauhar Awal, Af’al dan Mukadas. Disebut
Insan Kamil karena keadaannya tidak terpisahkan dengan Tuhan Nyata
adanya, kuasa dan SifatNya maha tinggi, nyata dalam insan itu.
Disebut Insan Bashari karena tergolong jisim yang tebal tipisnya
berubah-rubah menurut keadaan unsure-unsur asalnya. Adapun
unsure-unsurnya itu ialah Angin, Api, Air dan Debu/Tanah, keempat
unsur yang tidak menyatu itu berbeda-beda pula tak ada yang sama.
Unsur
tanah menunjukan watak rendah, unsur Air menunjukan watak dingin dan
rendah, unsur Angin menunjukan watak panas dan dingin, unsur Api
menunjukan watak panas. Semua watak itu berkumpul pada semua manusia
supaya mereka ada yang merasakan dingin dan panas, ada yang merasakan
nikmat (kaya) dan sengsara (miskin), serta ada yang merasakan rendah
dan tingginya derajat masing-masing, itulah watak-watak yang dimiliki
manusia.
Sudah
menjadi kewajiban orang-orang mukmin agar bercermin kepada apa yang
telah tersebut itu, karena sesungguhnya Insan itu adalah cermin
orang-orang mukmin yang nyata-nyata akan adanya Tuhan. Nabi
Muhammad SAW bersabda “Barang siapa melihat segala sesuatu, namun
jika tidak memandang Tuhan, maka batallah penglihatannya itu,
sia-sialah penglihatannya itu dan tidak mendapat hasil. Seperti
orang yang mengantuk, ia melihat wayang dalang itu tampak pada
hilanglah suara dalang itu padahal nyata-nyata bahwa dalang berkata.
Walaupun
tampak dalam kaca namun wujud hak itu adalah nyata. Demikian pula
dengan “Suku Dzat”, Al-Akyan Sabitah, Alam Arwah, Alam Ajsam dan
Sifat-sifat Dzat sekaligus. Hendaknya dapat menerima semua cermin,
sebab itu merupakan jalan menuju kesempurnaan. Para wali juga
diwajibkan melaksanakan sabda Tuhan, yakni wajib bercermin pada kaca.
Adapun martabat dari Alam Jabarut karena banyak orang yang bingung
dalam hal banyaknya Hak, maka dinyatakan bahwa semua milik Tuhan itu
adalah menjadi warna martabat.
Gambar Skemanya :
Post a Comment