Trinitas Tidak ada di Alkitab Tapi Ada di Al Quran

Trinitas atau Tritunggal adalah salah satu doktrin utama dalam kekristenan yang juga merupakan salah satu “jurang” yang memisahkan antara agama Islam dengan agama Kristen, yang mana bila kedua umat sepakat tentang permasalahan ini, mereka akan lebih mudah untuk bersatu. Agama Islam dan Kristen sama-sama mengakui mempunyai Tuhan yang Maha Esa, Tuhan yang satu, akan tetapi dalam konsep yang berbeda. Dalam Islam konsep Tuhan yang satu benar-benar dipercaya seperti apa adanya, persis seperti bunyinya, akan tetapi kepercayaan dalam (sebagian besar aliran) Kristen mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah satu tetapi tiga, Tuhan yg satu tapi mempunyai tiga pribadi yang berbeda.

Umat Kristen mengaku punya Tuhan Bapa, Tuhan Putra, dan Tuhan Roh Kudus. Tapi mereka bukanlah tiga Tuhan melainkan satu Tuhan. Bagaimanakah sebenarnya konsep Tuhan yang tiga tapi satu itu? Bagaimanakah konsep Tuhan yang satu tapi berwujud tiga pribadi yang berbeda itu? Benarkah ajaran itu memang adalah ajaran dasar yang utama dalam Kristen? Kita akan lihat dalam berbagai sudut pandang. Sedangkan dalam beberapa tempat lain yang membahas hal yang sama menurut saya masih belum memberikan informasi yang cukup tentang topik ini


Logika dan analogi

Sekalipun menjadi salah satu doktrin utama dalam kekristenan, tetapi ternyata konsep Trinitas ini sangatlah sulit untuk dijelaskan oleh siapapun, termasuk umat Kristen sendiri, baik yang awam maupun para pendeta dan pasturnya yg terpelajar sekalipun. Kenapa? Ya, karena konsep Trinitas ini memang adalah benar-benar suatu konsep yang tidak sejalan dengan logika akal budi manusia. Ia mampu hidup selama lebih dari seribu tahun karena diajarkan sebagai suatu doktrin yang tidak boleh ditolak oleh siapapun umat Kristen, dan tidak boleh dipertanyakan, hanya wajib untuk diimani saja.

Siapapun yang mencoba menjelaskannya pasti akan menemui kegagalan. Sudah banyak orang yang mencoba untuk menjelaskannya juga dengan menggunakan analogi untuk memudahkan logika berpikir untuk menerimanya, tapi tidak ada satupun dari analogi-analogi itu yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Konsep Trinitas yang mereka yakini itu kurang lebih demikian :
“Tuhan itu ada satu, tapi mempunyai tiga wujud, yaitu : sebagai Tuhan Bapa, Tuhan Putra (Yesus) dan Tuhan Roh Kudus. Tapi mereka bukanlah tiga Tuhan yang berbeda, melainkan satu Tuhan yang sama. Semuanya adalah Tuhan, dan semuanya mempunyai derajat ketuhanan yang sama. Diantara ketiganya tidak ada yang lebih tinggi dari yang lain, alias punya derajat ketuhanan yang sama.”
Tuhan Bapa adalah “Tuhan yg duduk di singgasana-Nya di surga”, Tuhan Putra adalah “firman Tuhan” yang kemudian lahir ke dunia menjadi seorang manusia yang bernama Yesus, sedangkan Roh Kudus adalah suatu roh yang berasal dari Tuhan. Ketiganya mempunyai tugasnya masing-masing. Saya tidak akan menjelaskan tentang tugas-tugas mereka karena akan memerlukan penjelasan yang sangat panjang dan berhubungan dg seluruh konsep kekristenan, seperti : konsep penciptaan alam semesta dan manusia, dosa waris, misi penyelamatan manusia, penyaliban, penebusan dosa, dll. Saya anggap anda sudah mengetahuinya, atau kalau belum, anda bisa mencari tahu tentang itu di tulisan lain. Atau anda bisa menunggu tulisan saya berikutnya kalau saya berkesempatan untuk menuliskannya di sini, insya Allah.

Pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin mengatakan tiga wujud pribadi yang berbeda itu adalah satu Tuhan yang sama? Bagaimana untuk memahami bahwa Tuhan Bapa, Yesus, dan Roh Kudus itu bukanlah tiga Tuhan tetapi satu Tuhan?

Mengenai hal ini, tidak pernah ada umat Kristen yang dapat menjelaskannya dengan memuaskan secara logis dan ilmiah. Kalau secara doktrinal ya memang itulah yang mereka lakukan sehari-hari. Untuk menutupinya kebanyakan mereka akan menjelaskannya menggunakan berbagai analogi yang diharapkan dapat menjadi pengantar bagi pikiran logis manusia. Tapi apakah benar analogi-analogi itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik? Kita akan lihat di pembahasan di bawah ini.

Analogi-analogi yang sering dipakai oleh umat Kristen untuk menjelaskan Trinitas ini misalnya adalah :

Trinitas itu seperti matahari
Matahari mempunyai tiga bagian yg tidak terpisahkan. Ada mataharinya sendiri, ada panasnya, dan ada sinarnya, tapi semuanya satu membentuk matahari. Seperti itulah gambaran Trinitas itu. Benarkah? Kita lihat : Dalam Trinitas, Tuhan Bapa adalah Tuhan, Yesus adalah Tuhan, roh kudus adalah Tuhan. Dalam analogi itu, matahari memang adalah matahari, tapi apakah panasnya juga bisa disebut matahari, dan apakah sinarnya juga bisa disebut matahari? Tidak. Analogi ini tidak bisa menjelaskan sama sekali tentang Trinitas.

Trinitas itu seperti rokok
Rokok mempunyai tiga unsur, rokoknya sendiri, apinya, dan asapnya. Ketiganya adalah unsur yg tidak dapat dipisahkan dalam sebuah rokok. Seperti itulah gambaran Trinitas. Benarkah? Kita lihat : jika Tuhan Bapa, Yesus, dan roh kudus semuanya adalah disebut Tuhan, dalam analogi itu rokoknya sendiri memang disebut rokok, tapi apakah apinya bisa disebut rokok? Apakah asapnya bisa disebut rokok? Tidak. Analogi inipun sama sekali juga salah dan tidak dapat dipakai untuk menjelaskan Trinitas.

Trinitas itu seperti air
Air adalah suatu unsur yang dapat mempunyai tiga wujud yaitu : padat, cair, dan gas. Ada es, air, dan uap. Kita harus ingat bahwa komponen air dalam wujud apapun adalah tetap sama yaitu H2O. Dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Unsur pokoknya sama, hanya bentuknya saja yg berubah. Seperti itulah gambaran Trinitas. Analogi ini tampaknya adalah analogi terbaik yang dapat diberikan untuk menjelaskan Trinitas secara logis, dan sepintas memang tampak dapat menjelaskan tentang Trinitas itu. Akan tetapi kalau kita pikirkan lagi, ternyata analogi inipun juga tidak dapat menjelaskan Trinitas dengan baik.

Mereka mengatakan bahwa bentuk air bisa berubah, tapi unsurnya tetap sama, yaitu H2O. Bagaimana dengan Trinitas? Apakah juga berubah bentuk dari unsur yang sama? Tuhan dan roh kudus berbentuk roh (dalam kepercayaan Kristen), dan makhluk hidup (manusia/Yesus) terdiri dari daging dan tulang, dimana manusia juga butuh makanan untuk hidup, jadi mereka tidak sama. Unsur mereka berbeda, jika air dalam bentuk berbeda tetap mempunyai unsur yang sama, yaitu H2O, maka Trinitas dalam bentuk yg berbeda adalah memang terdiri dari unsur yg berbeda. Jadi mereka tidak sama, mereka berbeda.

Yesus telah memberikan kesaksiannya dalam hal ini dalam Lukas (24) : ayat 36-39, dimana Yesus meminta murid-muridnya untuk melihat, memegang dan meraba dirinya, tangan dan kakinya. Bahwa ia adalah makhluk yg terdiri dari daging dan tulang, bukan roh yang tidak berdaging dan tidak bertulang. Kemudian ia juga makan sepotong ikan goreng untuk membuktikan bahwa ia juga makhluk hidup yang butuh makanan, bukan roh yang tidak butuh makan.

Ternyata analogi inipun tetap tidak dapat menjelaskan Trinitas denga baik. Jadi jelas, analogi apapun tidak akan dapat menjelaskan tentang konsep Trinitas ini. Bagaimanapun manusia memaksakan untuk menjelaskannya, tidak ada satupun yg akan berhasil. Kenapa? Umat Islam punya jawaban yang sangat mudah untuk itu, yaitu karena memang bukan demikian kenyataannya. Dan Allah tidak akan mengijinkan manusia untuk menjelaskan tentang esensi diri-Nya dimana Dia sendiri tidak pernah mengajarkan seperti itu.

Frans Donald, seorang pemeluk Kristen Katolik yang kemudian menganut Kristen Tauhid yang tidak percaya Trinitas dan ketuhanan Yesus, dalam bukunya “Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an. Sesembahan yang sama atau berbeda?” menyatakan : “Suatu kebenaran semakin pasti terbukti benar jika tidak bisa dibuktikan salah. Dan suatu (yg tampak seperti) kebenaran tidak perlu dipertahankan sedikitpun jika telah terbukti keliru.”


Ayat Trinitas dalam Alkitab / Bible
Mungkin memang Trinitas bukanlah sesuatu ajaran yang logis menurut pikiran manusia, tapi tetap harus dipercayai karena terdapat ayat2x dalam Bible yang menyatakan hal itu, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru. Demikian menurut umat Kristen. Benarkah? Kita akan lihat.

Ada yg mengatakan bahwa pada kitab Kejadian di Alkitab Perjanjian Lama terdapat informasi yg dapat kita simpulkan sebagai bukti adanya Trinitas. Saya katakan, hal itu jelas-jelas dipaksakan. Tidak ada satupun ayat di dalam kitab Kejadian yang menyatakan dengan jelas tentang adanya Trinitas. Bahkan kitab Kejadian itu sangat penuh dengan masalah seperti yang terdapat pada proses penciptaan alam semesta yg sama sekali tidak logis dan bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern yang telah terbukti secara empiris (semoga lain waktu saya bisa membahas dan membuktikannya di blog ini, insyaallah) Bahkan kata “Trinitas” itu sendiri juga tidak ada dalam keseluruhan Alkitab.

Kata2x …Allah menciptakan…, …Roh Allah melayang-layang…, …Berfirmanlah Allah… pada Kejadian 1: 1-3 tidaklah dapat dipahami sebagai Tuhan Bapa, Roh kudus, dan Yesus (Firman). Apalagi menyatakan kalau mereka adalah satu Tuhan dan bukannya tiga Tuhan. Kalau anda membaca ayat-ayatnya dengan lengkap, anda akan setuju dg saya. Bunyi ayatnya demikian :
1:1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
1:3. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.

Bagian mana yang menyatakan tentang Tuhan Bapa, Tuhan Putra (Yesus), dan Tuhan Roh kudus disana? Mana pula yang menyatakan ketiganya adalah satu Tuhan, bukan tiga Tuhan? Tidak ada! Menggunakan ayat itu untuk menyatakan bukti Trinitas di Alkitab jelas adalah suatu hal yang dipaksakan.

Begitu juga dalam Al kitab Perjanjian Baru, ada yang menggunakan ayat dalam Matius 28 : 19 untuk menyatakan konsep Trinitas dalam Bible. Bunyi ayatnya sebagai berikut :
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Apakah ayat ini dapat menyatakan Trinitas? Sama sekali tidak. Membaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidaklah berarti bahwa mereka (ketiganya) adalah satu. Membaptis dengan tiga oknum bukan berarti ketiganya adalah satu oknum yang sama. Kalau ada yg berkata : “undanglah mereka ke pesta kita atas nama Tukul, Pepi, dan Ngatini”, itu tidaklah berarti kalau Tukul, Pepi, dan Ngatini itu adalah satu orang yg sama. Tidak, itu tidak logis. Tanpa menambahkan kata “Allah” di depan masing-masing menjadi : Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, kita juga tidak bisa mengatakan bahwa ayat itu dimaksudkan sebagai unsur ketuhanan. Kalaupun ayat ini dimaksudkan untuk membaptis dengan nama “Tuhan”, maka artinya disana bukan ada satu Tuhan tapi tiga Tuhan. Dan umat Kristen mengaku tidak percaya pada tiga Tuhan, tapi pada satu Tuhan yang berwujud tiga oknum Tuhan. Jadi jelas ayat ini juga tidak dapat dipakai untuk menyatakan adanya konsep Trinitas di Alkitab.

Masih beberapa ayat lagi yang sering dipakai untuk menyatakan adanya konsep Trinitas di Alkitab, tapi semuanya tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan jelas, semuanya hanya penjelasan yang dipaksakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis, yang semakin jelas menunjukkan bahwa sebenarnya konsep Trinitas memang tidak ada di Alkitab.

Satu-satunya ayat di Alkitab yang paling dekat dg konsep Trinitas (dan memang hanya satu-satunya) yang selalu dijadikan rujukan utama dalam menyatakan bukti konsep Trinitas di Alkitab adalah : 1 Yohanes 5 : 7-8
“Ada tiga yg memberi kesaksian, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu”. Kalimat ini sangat jelas menyatakan bahwa ketiga oknum yaitu : Bapa (Allah), Putra (Yesus), dan Roh Kudus, adalah satu oknum yang sama, dan karenanya sangat dekat dengan konsep Trinitas yang dipercayai dalam ajaran Kristen sehari-hari.

Bunyi lengkap ayat di Alkitab Perjanjian Baru ini adalah sebagai berikut :
5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.

Tetapi ayat ini ternyata adalah salah satu ayat yang paling bermasalah dalam Alkitab. Kenapa? Tidakkah anda melihat adanya kejanggalan di sana? Apakah itu? Ya, anda benar. Di sana terdapat kata-kata yang diletakkan dalam tanda kurung! Kenapa demikian? Apa artinya tanda kurung itu, dan mengapa ada kalimat yang diletakkan di dalam tanda kurung itu? Ya, anda benar lagi. Dalam kitab suci, kata-kata yang berada dalam tanda kurung adalah dimaksudkan sebagai penjelasan dari penulis/penerjemah bila ingin membuat bunyi ayatnya menjadi jelas maksudnya. Hal ini terdapat dalam bagian-bagian lain di Alkitab, juga bahkan terdapat dalam terjemahan kitab suci Al-Qur’an untuk menjelaskan maksud ayat2xnya tanpa mengubah bunyi ayatnya yang asli.

Dan itu artinya adalah : kalimat yg berada dalam tanda kurung itu adalah bukan bunyi ayat aslinya, bunyi ayat aslinya akan anda dapatkan kalau anda menghilangkan seluruh kata dalam tanda kurung itu. Jadi bunyi ayat aslinya adalah :
5:7-8 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian : Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.

Anda lihat! Bila semua kata dalam kurung dihilangkan, bunyi ayat menjadi sangat berbeda artinya. Bunyi ayat aslinya ternyata sama sekali tidak mencantumkan apa yang dianggap sebagai konsep Trinitas dalam Alkitab. Jadi jelasnya, konsep Trinitas dalam ayat-ayat tersebut adalah sesuatu yang ditambahkan, disisipkan ke dalam bunyi ayat yang aslinya. Dan karenanya adalah palsu.

Kalau anda membaca Bible versi terbitan baru, bunyi ayat itu sudah dikembalikan ke bentuk aslinya dengan menghapus kata-kata tentang Trinitas yang dalam Bible terbitan lama telah disisipkan itu. Pengembalian ke bentuk asli ayat dalam naskah tertua ini didukung oleh 32 sarjana Kristen terbaik di dunia dan 52 golongan utama dalam Kristen, dalam suatu penelitian yang menyimpulkan bahwa dari naskah-naskah tertua yang diketahui dan masih ada, telah diketahui bahwa bunyi ayat yang terdapat di naskah-naskah tertua adalah tidak menyertakan kalimat yang menyatakan Trinitas itu tadi.

Kalau anda membuka bersamaan beberapa versi Alkitab / Bible, anda akan tahu perbedaannya. Injil Katolik Roma (Douay version / Roman Catholic Version – RCV) diterbitkan di Rheims pada tahun 1582, dari terjemahan Injil berbahasa latin Jerome, dan diproduksi di Douay pada tahun 1609, merupakan Injil versi tertua yg masih dapat dibeli saat ini. Sedang versi Injil yang diautorisasi diterbitkan pada tahun 1611 dengan kehendak dan perintah King James, maka kemudian dikenal sebagai Injil AV (Authorised Version) atau KJV (King James Version). Dan Injil2x itu telah mengalami beberapa kali revisi (?) hingga versi terbaru sekarang ini yg sudah banyak terdapat revisi-revisi dari versi sebelumnya.

Holy Bible King James Version (KJV) terbitan Amerika tahun 1972 :
1 John 5: 7-8
5:7 For there are three that bear record in heaven, the Father, the Word, and the Holy Ghost: and these three are one.
5:8 And there are three that bear witness in earth, the Spirit, and the water, and the blood: and these three agree in one.

Holy Bible New International Version (NIV) terbitan Amerika tahun 2004 :
1 John 5: 7-8
5:7 For there are three that testify:
5:8 the Spirit, the water and the blood; and the three are in agreement.
Footnote : Late manuscripts of the Vulgate testify in heaven: the Father, the Word and the Holy Spirit, and these three are one. And there are three that testify on earth: the (not found in any Greek manuscript before the sixteenth century)

Alkitab bahasa Indonesia (LAI) terbitan Indonesia tahun 1974 :
I Yohanes 5: 7-8
5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.

Dan ketiga versi Alkitab/Bible yang saya kutip ini semuanya tidak ada yang dilarang beredar, dan dapat dibeli dengan bebas di toko buku manapun yang menjualnya (misalnya Bible NIV milik saya itu saya beli di Gramedia Jakarta awal 2007 ini). Dan ketiganya saya miliki dalam koleksi saya di rumah.

Dari ketiga teks di atas, anda dapat membandingkan sendiri bagaimana perbedaan-perbedaan dalam versi-versi Alkitab/Bible itu, dan anda dapat mengambil kesimpulan sehubungan dengan topik yang sedang kita bahas, yaitu ayat Trinitas dalam Alkitab.

King James Version adalah yg paling “rusak” karena ayat tersebut ditulis seolah-olah memang demikianlah bunyi dari ayat aslinya dengan tidak adanya tanda kurung yang seharusnya menyertainya. Wajar saja karena saat dibuat (tahun 1611) Bible masih eksklusif dan hanya menjadi hak bagi kalangan gereja dan penguasa tertentu saja yg boleh membukanya, karena itu pengeditan isi Bible oleh pihak-pihak tertentu dengan tendensi tertentu pula, menjadi sangat mungkin karena kurangnya kontrol dari umat.

Dalam buku Misquoting Jesus, kesalahan penyalinan dalam kitab Perjanjian Baru, Bart D. Ehrman menyatakan bahwa : “The King James Bible didasarkan atas manuskrip-manyskrip menyimpang dan bermutu rendah yang seringkali tidak dengan akurat mewakili makna naskah aslinya.”

Dan Alkitab terjemahan Indonesia yang dibuat oleh LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) sudah “agak lumayan” dengan memberikan tanda kurung pada kalimat tambahan tadi, akan tetapi terlihat masih “takut-takut” dalam memberikan informasi, dimana ayat yang bersangkutan sudah diberi tanda kurung untuk kata-kata tambahan, tapi tidak ada penjelasan apapun di catatan kaki tentang apa yang dimaksudkan dengan kata-kata dalam kurung itu tadi, sedangkan pada Bible NIV sudah diberi catatan kaki bahwa bagian yang dihapus dari ayat tsb adalah tambahan/sisipan yang tidak ada dalam naskah tertua yang dikenal.

Jadi sangat jelas bahwa Trinitas sebenarnya tidak pernah ada dalam Alkitab/Bible. Satu-satunya ayat yang dengan gamblang menjelaskan tentang itu ternyata telah terbukti sebagai suatu pemalsuan Trinitas dalam sejarah dan asal mula ditetapkan.

Kalau Trinitas ternyata tidak ada dalam Alkita/Bible, kenapa hal tersebut masih diyakini oleh umat Kristen? dan sejak kapan konsep ini dianut? Hal ini berhubungan erat dengam sejarah kekristenan, dari ajaran Yesus yang tumbuh dalam lingkungan umat Yahudi kemudian bermetamorfosis hingga menjadi bentuk kekristenan yang ada sekarang ini.

Sesungguhnya ajaran Trinitas ini sebagaimana telah kita buktikan tidak ada dalam Alkitab, memang tidak pernah diajarkan oleh Yesus. Sedangkan umat Kristen yang mengklaim sebagai “pengikut Yesus” malah mempercayai dan mengajarkan suatu ajaran yang tidak pernah diajarkan oleh Yesus sendiri.

Dalam Alkitab sendiri, sesungguhnya Musa dan Yesus malah mengajarkan konsep ajaran Tauhid sebagai inti ajaran yang sama dengan yg dianut oleh umat Islam (dan Hindu? lihat tulisan saya “Hindu dan Islam ternyata sama?“), yaitu ajaran tentang ke-esa-an Tuhan, mengajarkan tentang Tuhan yang satu, Tuhan yang Maha Esa. Hal ini dapat kita lihat dengan gamblang dalam ayat-ayat  berikut baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru :

Musa berkatadalam Alkitab Perjanjian Lama di kitab Ulangan: 6 ayat 4

6:4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Dalam bahasa Ibrani :
6:4 Shema o Israel: YHWH Elohim, YHWH Ekhad!

Yesus berkata dalam Alkitab Perjanjian Baru di kitab Markus: 12 ayat 29

12:29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Yesus berkata dalam Alkitab Perjanjian Baru di kitab Yohanes: 17 ayat 3
17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
(ayat ini mirip dengan “dua kalimat syahadat” dalam Islam yang menyatakan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah)

Tidak adanya ajaran Trinitas dalam kitab suci Kristen baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru juga tercatat di dalam berbagai Encyclopedia yang ada, seperti :
  • The Encyclopedia of Religion mengakui : “Para teolog dewasa ini sepakat, bahwa Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) tidak memuat doktrin mengenai Trinitas.”
  • The Encyclopedia of Religion juga mengakui : “Para teolog setuju, bahwa Perjanjian Baru juga tidak memuat doktrin yang jelas mengenai Trinitas
  • New Catholic Encyclopedia juga mengatakan : “Doktrin Trinitas Kudus tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama.”
  • The New Encyclopedia Britannica menyatakan : “Kata Trinitas atau doktrinnya yang jelas tidak terdapat dalam Perjanjian Baru.”
Sesungguhnya Trinitas itu dalam sejarah mulai disahkan penggunaannya dalam ajaran Kristen adalah sejak Konsili gereja di Konstantinopel pada tahun 381 Masehi yang dipimpin oleh Kaisar Teodosius. Beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Konsep Trinitas sudah dirumuskan pada konsili Nicea tahun 325 adalah salah. Konsili Nicea tahun 325 yang sangat kontroversial itu hanya memutuskan bahwa Bapa dan Firman (Allah dan Yesus) adalah satu substansi yang sama. Dan terlepas dari segala kontroversi yang ada, kita hanya akan melihat dari topik kita tentang trinitas, maka konsili Nicea hanya meresmikan “Duanitas” yaitu Allah dan Yesus adalah satu substansi, bukan “Trinitas” yang menyatakan Allah, Yesus, dan Roh Kudus adalah satu. Rumusan Trinitas baru diresmikan adalah pada tahun 381 Masehi dalam konsili Konstantinopel I, dengan menambahkan satu oknum lagi dalam ketuhanan yaitu Roh Kudus.


Kenapa Trinitas dianggap begitu penting dalam ajaran Kristen?
Konsep Trinitas, yaitu dengan menambahkan satu oknum lagi dalam unsur ketuhanan adalah untuk memberikan wibawa bagi Alkitab/Bible sebagai kitab suci umat Kristen. Sebenarnya dalam ajaran Kristen (tidak seperti yang masih banyak dipercaya umat Kristen awam) diakui kalau penulis Alkitab / Bible yang terdiri dari banyak kitab yang “dibundel” jadi satu itu adalah bukan para murid utama Yesus yang 12 itu, yang mana nama mereka dijadikan judul kitab-kita tersebut. seperti kitab Matius, kitab Markus, kitab Lukas, dan kitab Yohanes, melainkan ditulis oleh banyak sekali orang dalam kurun waktu ratusan bahkan ribuan tahun yang mana banyak diantaranya yang bahkan tidak diketahui namanya.

Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan mengenai keabsahan nilai wahyu/ketuhanan yang ada pada Alkitab/Bible. Bagaimana kita bisa percaya bahwa Alkitab itu berisi firman Tuhan kalau para penulis kitabnya saja tidak diketahui namanya? Apalagi berharap mereka punya kredibilitas yang layak untuk menuliskan “pesan Tuhan”dalam Alkitab?

Maka untuk memberikan wibawa bahwa Alkitab itu memang berisi firman Tuhan, maka dikatakan bahwa memang banyak penulis Alkitab itu yang bahkan tidak diketahui namanya, akan tetapi tulisan mereka tetap bernilai wahyu Tuhan karena dalam menulis mereka semua telah dibimbing oleh Roh Kudus secara langsung. Dan Roh Kudus ini haruslah oknum ketuhanan karena “bimbingannya” harus tidak boleh salah, karena tulisan itu akan dipercaya umat Kristen sebagai wahyu Tuhan. Maka kemudian diresmikanlah Roh Kudus untuk masuk menjadi salah satu oknum Tuhan, meskipun dibelakang hari ternyata harus dibayar mahal karena keinginan untuk memberi wibawa pada Alkitab itu ternyata malah menghancurkan wibawa dari Roh Kudus itu sendiri sebagai pemberi ilham dan pembimbing para penulis Alkitab dalam membuat tulisannya, dengan ditemukannya ratusan bahkan ribuan masalah dalam Bible.

Sedangkan karena ajaran Kristen sangat terkait dg ajaran dari nabi-bani sebelumnya di Perjanjian Lama yang menyatakan bahwa Tuhan itu satu, hanya ada satu Tuhan, maka jadilah bahwa Tuhan itu harus satu, tapi juga harus tiga, maka jadilah konsep Trinitas itu diresmikan dan menjadi dasar keimanan Kristen meskipun dari segi logika akal budi, kitab sucinya (Bible/Alkitab), maupun data sejarah, ternyata benar-benar tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan telah menyeret umat Kristen ke dalam pola pikir yamg sangat membahayakan jiwa karena mereka harus meyakini, mengimani, dan membela habis-habisan doktrin ini tanpa sebuah dasar yg dapat dijadikan pegangan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


“Trinitas” dalam Al Qur’an
Lantas kalau konsep Trinitas tidak ada dalam Alkitab, apakah konsep itu ada dalam Al Qur’an? “Trinitas” memang ada dalam Al Qur’an, tapi bukan sebagai ajaran yg harus diimani, malahan menyatakan bahwa mempercayai Tuhan yng satu dari yang tiga itu adalah tidak dibenarkan dan harus dihindari.

Ayat-ayat itu adalah :
QS. An-Nisa (4) : ayat 171
“Hai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya pada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan janganlah kamu mengatakan,”(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak; segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara.”

QS. Al Maidah (5) : ayat 73
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”

Sedangkan tidak ada satupun ayat2x dalam Al-Qur’an yg mendukung doktrin Trinitas sebagai ajaran yang harus diimani, sekalipun terdapat orang2x dari umat Kristen yg berusaha mencari-cari pembenaran di Qur’an dg mengutip dan memotong-motong ayat, serta mencabutnya dari konteks pemahaman untuk “digeretnya” ke arah pemahaman yang mendukung doktrin Trinitas yg di agama mereka sendiri ternyata tidak mempunyai dasar yg kuat untuk diimani sebagai salah satu ajaran utama.


Kesimpulan
Konsep Trinitas yang telah menjadi doktrin utama di sebagian besar sekte Kristen dewasa ini, memang benar-benar hanya sebuah doktrin sejati, yaitu suatu ajaran yang hanya boleh dan hanya bisa dipercayai saja, tidak boleh dipikirkan dan dipertanyakan. Karena apabila hal itu dipertanyakan, memang tidak akan ada yang mampu menjawabnya, karena memang tidak logis dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan pasti dasar pemuatannya sebagai ajaran inti dari kekristenan.

Bila dilihat dari segi dasar kitab sucinya pun ajaran ini ternyata tidak terdapat dalam Bible. Semua ayat-ayat yang  dipakai untuk menjustifikasi keberadaan dasar ajaran ini dalam Alkitab adalah dipaksakan pemahamannya ke dalam lingkup Trinitas, padahal sebenarnya tidak menjelaskan hal itu. Bahkan satu-satunya ayat yang menjelaskan doktrin Trinitas dengan cukup gamblang bahwa 3 oknum Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah satu, yaitu : 1 Yohanes 5 : 7-8 ternyata adalah tambahan atau sisipan dari penyalin Alkitab yang ternyata tidak terdapat dalam salinan naskah yang tertua dan dikenal, karenanya ayat itupun tidak dapat dibuat rujukan.

Dari segi sejarahpun ternyata bisa dilihat kalau doktrin Trinitas itu hanyalah sebuah kesepakatan dari pemimpin gereja-gereja dalam konsili Konstantinopel I tahun 381 M untuk memasukkan satu oknum lagi yaitu Roh Kudus dalam rumusan ketuhanan “duanitas” (Bapa dan Yesus) yang telah disepakati sebelumnya dalam konsili Nicea tahun 325 M

Catatan2x dari berbagai Encyclopedia juga menyatakan bahwa dalam Alkitab/Bible baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru ternyata memang tidak terdapat ayat-ayat yang secara jelas menyatakan atau mengajarkan tentang doktrin Trinitas ini.

Karena hal-hal itulah maka jelas kita ketahui bahwa ajaran Trinitas itu hanyalah sebuah doktrin yang tidak berdasar, karena itu tampaknya sekte Kristen yang tidak menuhankan Yesus dan tidak mempercayai Trinitas seperti komunitas Kristen sekte Saksi Yehovah, Unitarian, dll. ternyata lebih dapat memahami ajaran agamanya dengan benar untuk topik Trinitas ini dibanding saudara-saudara seagama mereka dalam sekte-sekte besar seperti Katolik Roma, Protestan, Ortodox, dll. yang banyak mempunyai cabang-cabang sekte yang menganut doktrin Trinitas sebagai doktrin utama dalam agamanya.

Dari referensi yang saya sebutkan di bawah, tiga diantaranya adalah buku yang ditulis oleh umat Kristen sendiri, yg setelah meneliti ajaran agamanya dari berbagai segi, telah memutuskan untuk meninggalkan doktrin Trinitas ini untuk kembali keajaran Tauhid yang hanya menuhankan Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Dan hal ini juga sekaligus membuktikan bahwa Al Qur’an adalah kitab suci yang memuat ajaran yang benar yang tidak pernah memberi tempat pada upaya apapun untuk menyelewengkan arti dari ajaran Tauhid yang mengajarkan tentang Tuhan yang satu, Tuhan Yang Maha Esa, seperti yang dijelaskan dengan gamblang dalam QS. Al-Ikhlas (112) : 1-4 sebagai berikut :
Katakanlah, “ Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tiada diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.” “Maha benar Allah, dengan segala firman-Nya”

--------------------------------------------------
Sumber :  http://religiku.wordpress.com
Referensi :
Ahmed Deedat, The Choice, Islam and Christianity
Bart D. Ehrman, Misquoting Jesus, Kesalahan penyalinan dalam kitab suci Perjanjian Baru, Kisah dibalik siapa yang mengubah Alkitab dan apa alasannya.
Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al-Qur’an sesembahan yang sama atau berbeda?
Yehovah Witnesses, Menolak mitos Trinitas (Should you believe in the Trinity).
Dr. Rauf Syalabi, Distorsi sejarah dan ajaran Yesus
Al-Qur’an dan terjemahan bahasa Indonesia – Departemen Agama
Holy Bible – King James Version (KJV)
Holy Bible – New International Version (NIV)
Alkitab terjemahan Indonesia (LAI)

Tidak ada komentar