Prinsip Dan Metode Dakwah Rasulullah


Materi dakwah Islam – Dakwah Rasulullah mempunyai konsep baku mengenai prinsip dan metodenya. Prinsip dan metode dakwah Islam ini tertuang dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Salah satu ayat yang menggambarkan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah QS. Ali Imron : 159.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ


“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (QS. Ali Imron : 159)

Menurut ayat diatas, Dakwah Rasulullah didasarkan atas tiga hal. Ketiga Hal tersebut menjadi prinsip dan metode yang ditempuh Nabi dalam berdakwah, yaitu kelemahlembutan, pemaaf, bermusyawarah.

Berdasarkan ketiga hal tersebut, maka dalam Materi Dakwah Islam dan Kultum ini akan sampaikan bahwa prinsip dan metode dakwah Rasulullah ada tiga hal.

1. Lemah lembut
Dakwah adalah tindakan persuasi untuk mengajak seseorang kepada kebaikan dan kebenaran. Sebagai tindakan persuasi maka sangat diperlukan berbagai upaya untuk mengarahkan seseorang mau bertindak dalam kerangka kebenaran dan kebaikan. Upaya ini didasarkan kepada sikap lemah lembut, lembut hati dan lembut budi. Rasulullah adalah pribadi yang lembut hati dan lembut budi.

Rasulullah sebagai pendakwah nomer satu telah memberikan contoh bagaimana seharusnya berdakwah. Jalan yang ditempuh Rasulullah adalah jalan kelemahlembutan dan bukan sebaliknya, kekerasan. Dengan kelembutan hati dan budi inilah kemudian Rasulullah menuai keberhasilan dan kesuksesan besar dalam berdakwah.

Hal ini pula yang ditegaskan dalam ayat di atas. Bila lebih memilih pendekatan keras hati dan keras budi maka obyek dakwah akan menjauh dan lari. Kalau sudah demikian, bagaimana mungkin dakwah akan mencapai keberhasilan?

Berdasar atas hal ini pula, maka semestinya Islam tampil dengan wajah lemah lembut dan ramah. Islam yang ramah tentu lebih menarik hati daripada Islam yang kasar dan menakutkan!


“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

Diriwayatkan bahawa ia masuk ke dalam masjid lalu berdoa: “Ya Allah, ampunilah aku dan Muhammad, janganlah Engkau mengampuni seorang pun selain kami.” Baginda Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam tersenyum seraya bersabda: “Sesungguhnya kamu telah menyempitkan sesuatu yang luas (yakni rahmat dan pengampunan Allah)” (Hadits Riwayat Ibn Majah).

2. Pemaaf
Jalan kedua yang ditempuh Rasulullah dalam berdakwah adalah memaafkan.

Pemaaf adalah sikap lapang dada dan membuka hati untuk menerima kekurangan dan kesalahan orang lain. Pemaaf juga merupakan sikap mengerti dan memahami akan hal-hal yang terjadi pada orang lain karena kesalahannya. Karena lapang dada, membuka hati, mengerti dan memahami kekurangan dan kesalahan orang lain maka seorang pendakwah akan dengan sabar dan tulus ikhlas memberikan maaf.

Memberikan maaf merupakan sikap yang masih terkait dengan lembut hati dan lembut budi. Seseorang yang memiliki kelembutan hati dan budi pasti mempunyai sikap pemaaf. Sebaliknya, bila tidak memiliki hal tersebut akan sangat sulit menerima kekurangan dan kesalahan orang lain, apalagi memberikan maaf.

Bayangkan, apa yang terjadi bila setiap orang tidak mempunyai sikap lapang dada dan pemaaf alias pemarah. Saksikan betapa banyak peristiwa memilukan yang diawali dari hilangnya sikap pemaaf dan lapang dada.

Rasulullah adalah pribadi mulia dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya. Maka contohlah Rasul, berilah maaf orang-orang yang ada di sekitarmu. Betapapun, Rasulullah adalah pribadai yang sangat disakiti dan di zalimi oleh orang-orang di sekiarnya. Dan bukankah pula Rasulullah memberikan maaf kepada mereka yang telah menzaliminya. Inilah yang selalu dilakukan Rasulullah dalam dakwahnya.

Diriwayatkan bahawa ia masuk ke dalam masjid lalu berdoa: “Ya Allah, ampunilah aku dan Muhammad, janganlah Engkau mengampuni seorang pun selain kami.” Baginda Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam tersenyum seraya bersabda: “Sesungguhnya kamu telah menyempitkan sesuatu yang luas (yakni rahmat dan pengampunan Allah)” (Hadits Riwayat Ibn Majah).

Daripada Anas RA telah berkata, “Ketika kami berada di masjid bersama Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam, tiba-tiba datang seorang arab badui (a’rabi) lalu berdiri sambil kencing di masjid. Para sahabat Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam pun berteriak, “Apa yang dilakukannya, apa yang dilakukannya?!”

Namun Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Janganlah kalian menghentikan kencingnya, biarkanlah ia meneruskannya.” Mereka pun membiarkannya sehingga ia meneruskan kencingnya.

Kemudian Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam memanggil arab badui itu dan bersabda, “Sesungguhnya masjid ini tidak patut terkena kencing dan kotoran sedikit pun. Masjid ini hanyalah untuk zikrullah ‘Azzawajalla, solah dan membaca Al-Quran.” Lalu beliau menyuruh seorang antara mereka untuk mengambil sebekas air dan menyiramkan pada tempat yang dikencingnya.” (Hadis Riwayat Muslim)

Sikap memaafkan ini masih harus dilanjutkan dengan memintakan ampun kepada Allah. Orang-orang yang telah berbuat aniaya, oleh Rasulullah juga dimintakan ampun kepada Allah.

3. Bermusyawarah
Rasulullah telah memberikan contoh bahwa dalam berdakwah beliau tidak pernah meninggalkan musyawarah. Musyawarah merupakan jalan yang tempuh Rasulullah bila hendak menyelesaikan masalah umat.

Maka para pendakwah harus berada di tengah-tengah umatnya untuk membicarakan banyak hal tentang urusan umat. Bermusyawarah adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan setiap persoalan, apalagi menyangkut kepentingan umat.

Dengan mesyawarah maka akan didapatkan jalan keluar terbaik bila terdapat persoalan keumatan yang rumit. Setiap persoalan yang diselesaikan dengan musyawarah maka tidak akan kecewa di kemudian hari. Hal ini tertuang dalam hadits berikut ini:

عن ابنِ عباس قال « قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ ، وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ » وأخرج الحاكم وصححه والبيهقي في سننه


“Tidak akan rugi orang yang istikharah dan tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hemat” (HR Hakim)

4. Adakalanya Keras dan Tegas

Nabi Muhammad Shalallahu ‘alayhi wa salam adakalanya dengan metode dakwah yang keras dan benar-benar tegas.

Dari Jabir Ibnu ‘Abdullah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Adalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila berkhotbah memerah kedua matanya, meninggi suaranya, dan mengeras amarahnya seakan-akan beliau seorang komandan tentara yang berkata: ‘Musuh akan menyerangmu pagi-pagi dan petang’. Beliau bersabda: ‘Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah Kitabullah (Al-Qur’an), sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad, sejelek-jelek perkara ialah perkara yang diada-adakan (bid’ah), dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan akan masuk ke neraka!'”. (Hadits Shahih Riwayat Muslim).

Dari Jabir Ibnu ‘Abdullah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Adalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila berkhotbah memerah kedua matanya, meninggi suaranya, dan mengeras amarahnya seakan-akan beliau seorang komandan tentara yang berkata: ‘Musuh akan menyerangmu pagi-pagi dan petang’. (Hadits Shahih Riwayat Muslim).

3 komentar:

  1. Assalamualaikum, sangat bermanfaat.
    Awal dakwah Nabi Muhammad belum punya teman / sendirian karena dia pendiri islam ditengah kesesatan dan kejahiliaan. Nabi mencari dana sendiri untuk perjuangan dakwah
    Nabi tidak sembunyi sembunyi menyebarkan islam tetapi ” Nabi bisa membaca situasi perilaku dan pemikiran ummat yang dihadapi , sehingga pengajaran apa yang pantas disampaikan kepada keadaan ummatnya , ” .
    Agar lebih memahami bagaimana perjuangan Nabi Muhammad yang super hebat kesabaran dan kecerdasannya pada saat itu, renungkan dan kerjakan walaupun sebentar dibawah ini.
    Coba anda pergi kedaerah non muslim lagi banyak kesesatannya , bertuhan selain Allah lagi dan bayangkan anda hidup ditengah tengah mereka dan tidak ada penyandang dana yang mau membantu.
    Bagaimana Anda memulai mengajarkan islam didaerah kejahiliaan dari kesesatan untuk menyelamatkan ummat?
    Dan tentunya tidak sekalipun mengatakan sesat, kafir , semacamnya kepada mereka.
    Mengajarkan paham benar ditengah ummat yang sesat justru kita yang dianggap sesat. Galeleo dibunuh karena menyatakan kebenaran :” Matahari pusat berputarnya Bumi” Sementara pendapat umum pada saat itu sesat : ” Bumi merupakan pusat berputarnya alam semesta”.
    Trims telah memberikan ijin berkomentar, mohon maaf dan mudahan bermanfaat

    BalasHapus
  2. Bolehkan berdahwah dengan cara memaksa harus mengikuti apa yang disampaikan. Benarkah bahwa Rosul itu hanya menyampaikan saja?

    BalasHapus
  3. Bolehkan berdahwah dengan cara memaksa harus mengikuti apa yang disampaikan. Benarkah bahwa Rosul itu hanya menyampaikan saja?

    BalasHapus