Hati-hati Kalimat Alloh Ada Dimana-mana, di Arasy, di Langit, di Hati, di Depan dsb

Dari Abuya KH. Muhammad Muhyiddin Abdul Qadir Al Manafi, MA
Assalaamu'alaikum wrwb kepada Ahbaab Muslimin Muslimat...


Hati-hati..!!! Hati-hati!!!..Hati-hati..!!!

Ada beberapa kata atau kalimat yang harus di luruskan secara lafadz atau mak'nanya yang sudah beredar disebagian masyarakat awam yang dikhawatirkan merusak 'Aqidah...diantaranya:

1. Kalimat (bagaimana yang di atas saja) apalagi jika ditambah dengan telunjuknya mengisyaratkan ke jihad atas kalimat (yang diatas), jika dimaksudkan Dzat Allooh dan maksud atas itu jihad atas maka hukumnya kufur karena Allooh tidak terkurung oleh jihad.
2. Kalimat (Allooh ada di mana-mana).

3. Allooh ada di Arasy

4. Allooh ada di Langit

5. Allooh ada di Hati

6. Allooh ada di depan

Kata (mana-mana/Arsy/Langit/hati dan lainya itu semua menunjukan tempat dan kata atas/depan itu menunjukan jihad sedangkan tempat dan jihad bahkan semua alam semesta ini ciptaan Allooh yang asal alam semesta ini tidak ada lalu Allooh Adakan maka keberadaan alam semesta ini adalah perkara baru baik Arasy/langit/bumi/hati/atas/depan dan yang lainya maka tidaklah mungkin Allooh terkurung oleh jihad atau terwadahi oleh tempat atau Allooh berpindah kepada tempat atau jihad yang Allooh ciptakan dari tidak ada apa-apa.

Maka tidak boleh mengatakan dan meyakini Allooh dimana-mana, tapi dimanapun makhluk berada Allooh Ada sesuai dengan KeberadaanNya.

Juga tidak boleh mengatakan dan meyakini Allooh di hadapan kita, tapi kita dan alam semesta ada di Hadapan Allooh.

Maka arti bahwa Rosulullooh SAW Melihat Dzat Allooh di waktu Mi'roj di Maqom Mukaafahah di alam itu saat itu? Bukan Allooh Yang ada di sana saat itu tapi Rosulullooh SAW yang ada di Alam itu saat itu.

Begitu pula Mak'na Ahli Sorga akan melihat Allooh di Sorga saat itu bukan AlloohNya. Yang di Sorga saat itu tapi Ahli Sorganya yang di Sorga saat itu.

7. Kalimat (menghadirkan Allooh), tidak boleh mengatakan dan punya perasaan menghadirkan Allooh karena Allooh Maha Hadlir, tidak mungkin menghadirkan Yang Maha Hadir, tapi katakanlah dan lakukan menghadirkan hati kepada Allaah.

Adapun Makhluk boleh dihadirkan disaat makhluk itu ghoib, maka menghadirkan yang tidak hadir itu benar, bahkan seyogyanya Mukmin harus menghadirkan Nabi SAW dihadapannya, tat'kala membaca salam kepadaNya baik di dalam sholat maupun di luar sholat, bahkan alangkah baik sekali. Jika Mukmin bisa menghadirkan Nabi SAW di setiap waktu dan di semua tempat juga di setiap gerak geriknya juga menghadirkan Para Nabi dan Para Malaikat 'Alaihimussalaam juga menghadirkan Para Wali dan Guru Mursyid juga menghadirkan Sorga dan Neraka dan berbagai kejadian di Alam Qubur dan di Hari Qiyamat juga di alam akhirat dan menghadirkan segala Janji-janji Allooh dan AncamanNya yang telah di Firmankan oleh Allooh Ta'aalaa dalam QuranNya dan di Sabdakan oleh Rosululooh Saw di dalam Hadits-haditsnyaNya Yang Mutawatir supaya Imannya menjadi rasa yang mana rasa itu adalah Maqom Ihsan tahap pertama.

8. Kalimat (Allooh merencanakan) maka tidak boleh mengatakan dan meyakini bahwa Allooh merencanaka karena kata rencana yang difahami umum adalah hal yang mungkin gagal sementara tidak ada kegagalan pada Kehendak Allaah.. Maka katakanlah dan yakinilah bahwa Allooh Menghendaki dan Memastikan segala suatu makhlukNya.

9. Kalimat (Peran serta Allooh). Maka tidak boleh mengatakan (peran serta Allooh) karena kata (serta) menunjukan selain Allooh ikut berbuat sedangkan Haqiqat Yang Berbuat hanyalah Allooh.

10. kalimat pertanyaan (apakah ini sudah Takdir?) maka tidak boleh mengatakan dan meyakini hal seperti itu karena segenap makhluk diciptakan dan diatur juga dipastikan segala suatunya oleh Allooh Yang Menciptakanya, maka tidak mungkin ada perkara di makhluk yang keluar dari Kekuasaan dan Kehendak Allooh Ta'aalaa.

11. Kata (maksud Allooh).
Tidak boleh mengatakan (maksud) tapi katakan Irodah atau Kehendak.

12. Kalimat pertanyaan yang berhubungan dengan ciptaan Allooh atau dengan Kalamullooh (kenapa?/apa sebabnya?). Maka tidak boleh berkata seperti itu karena Kekuasaan dan Kehendak Allooh atas makhlukNya adalah haq mutlaq Allooh yang tidak bisa di pertanyakan, maka ucapkanlah (bagaimana Hikmahnya?) begitu pula sikap dan ucapan kepada segala hal yang berkaitan dengan Sabda-sabda Rosulullooh SAW.

Maha Suci Allooh dari segenap sifat kekurangan dan Maha Sempurna Allooh dengan Segenap Sifat Kesempurnaan.

Walloohu A'lam bishshowaab..

Ini baru sebahagian yang al faqiir temukan, semoga manfaat kajian al faqiir yang sangat dho'if dan yang amat membutuhkan Ampunan Allooh dan RihdoNya.
al faqiir khodim para pencahari Ilmu di Pondok Pesantren Asysyifaa Walmahmuudiyah Sumedang - Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir.

✔ Rugilah Tidak SHARE sebab peluang dakhwah yang MUDAH...Silahkan SHARE dan Sebarkan...

Tidak ada komentar