Menjawab Ucapan Jazakallah khatsiran dan Shukran

Jazakallah artinya semoga Allah membalasmu. Shukran, Syukron ataupun Syukran artinya terima kasih. Dalam budaya internasional, ucapan doa dibalas dengan ucapan "aamiin". Ucapan terima kasih dibalas dengan "sama-sama" atau "terima kasih kembali". 

Bagaimana dalam Islam?

Umumnya, kita membalas ucapan jazakallah dengan "waiyyaka/waiyyakum" (untukmu juga) atau "amin" (semoga Allah mengabulkan/kabulkanlah...!). Dan menjawab ucapan "syukron" dengan "afwan" (maaf saya hanya bisa berbuat demikian, tidak bisa lebih). Ada yang salah? Tidak ada yang salah karena ini termasuk kategori mu'amalah atau hubungan sosial.

Namun demikian, ada juga yang mengatakan, ucapan jazakallah harus dijawab dengan jazakallah lagi. Bahkan, ada yang mengatakan, menjawab jazakallah dengan "waiyyakum" itu bid'ah karena tidak ada contohnya dari Rasul.

Berikut ini sejumlah Fatwa Ulama yang berkaitan dengan ucapan jazakallah.

Syeikh Muhammad ‘Umar Baazmool dari Universitas Ummul Quraa Mekah, ditanya: "Beberapa orang sering mengatakan “Amiin, waiyyaak” (yang artinya “Amiin, dan kepadamu juga”) setelah seseorang mengucapkan “Jazakallahu khairan” (yang berarti “semoga Allah membalas kebaikanmu”). Apakah merupakan suatu keharusan untuk membalas dengan perkataan ini setiap saat?

Beliau menjawab: "Ada banyak riwayat dari sahabat dan dari Rasulullah Saw dan ada riwayat yang menjelaskan tindakan ulama. Dalam riwayat mereka yang mengatakan “Jazakalahu khairan,” tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka secara khusus membalas dengan perkataan “wa iyyaakum.” Karena itu, mereka yang berpegang pada perkataan “waiyyaakum” setelah doa apa pun, dan tidak berkata “Jazakallahu khairan,” mereka telah jatuh ke dalam suatu yang baru yang telah ditambahkan (untuk agama)."

Syeikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah ditanya: Apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya (jazakallah) dengan mengucapkan “wa iyyakum” (dan kepadamu juga)?

Beliau menjawab: “Tidak ada dalilnya. Sepantasnya dia juga mengatakan “jazakallahu khair” (semoga Allah membalasmu kebaikan pula), yaitu dido’akan sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan seperti “waiyyakum” sebagai athaf (mengikuti) ucapan “jazaakum”, yaitu ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian”, namun jika dia mengatakan “jazakalallahu khair” dan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama (afdhal).”

Syeikh Ahmad bin Yahya An-Najmi ditanya: Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terima kasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita?

Beliau menjawab: Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga Allah membalas kebaikanmu.” Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan.

Hadits tentang Jazakallah/Jazakumullah
Ada satu hadits yang menjelaskan sunnahnya mengucapkan “jazakallahu khairan”. Dari Usamah bin Zaid r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Hibban, dan Al-Bazzar).

Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:
- Jazakallahu khairan (untuk disampaikan kepada laki-laki)
- Jazakillahu khairan (untuk perempuan)
- Jazakumullahu khairan (untuk orang banyak/kamu sekalian)

KESIMPULAN
Sebaiknya menjawab jazakallah dengan jazakallah lagi, namun tidak mengapa menjawabnya dengan ucapan amin dan/atau waiyyaka/waiyyaki karena ini masalah mu'amalah, bukan ritual ibadah seperti sholat yang wajib mengikuti contoh Rasulullah Saw.

Tidak mengapa menjawab syukron dengan afwan yang bermakna terima kasih kembali atau tepatnya "maaf saya hanya bisa berbuat demikian, tidak bisa lebih" (bermakna rendah hati). Wallahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar