Kiblat : Cara Mengukur Arah kiblat
Tanggal 26 Mei hingga empat hari berikutnya 30 Mei adalah waktu yang paling tepat untuk mengukur ulang arah kiblat di rumah kita.
Siapa tahu selama ini arahnya kurang akurat. Caranya dengan memanfaatkan posisi matahari yang pada sorei hari tepatnya 16.18 menit akan berada tepat di atas kota Mekkah Al-Mukarramah.
Pada durasi kurang lebih 5 menit itu, silahkan arahkan pandangan ke matahari, nah tepat di bawahnya itu terletak kota Mekkah. Kesanalah sajadah kita seharusnya mengarah.
Cara mengukur arah kiblat ini termasuk cara yang paling sederhana, tetapi punya nilai akurasi yang cukup tinggi. Dikatakan sederhana, karena kita tidak butuh alat-alat yang mahal, bahkan tanpa menggunakan kompas sekalipun. Modal kita cuma jam yang akurat aturan waktunya. Bagaimana cara mengukur seperti ini bisa dijelaskan?
Para ahli telah menghitung perputaran bumi dan telah memastikan bahwa semua tempat di muka bumi yang berada di antara 22 1/2 derajat lintang Utara dan 22 1/2 lintang Selatan pasti akan dilewati oleh matahari, dua kali setahun. Meski hanya dalam bilangan menit saja.
Kota Makkah pun mengalami saat-saat di mana matahari akan tepat berada di atasnya, dua kali dalam setahun. Setiap tahun tepat pada tanggal 26 sampai 30 Mei untuk yang pertama dan tanggal 14 s/d 18 Juli untuk yang kedua, matahari akan berada tepat di atas kota suci Mekkah Al-Mukarramah.
Kejadian ini akan tetap terus berlangsung tiap tahun sepanjang masa untuk tanggal-tanggal yang sama. Bila pada detik-detik matahari sedang berada tepat di atas kota Makkah, maka semua orang yang tinggal di berbagai belahan bumi lainnya yang masih bisa melihat matahari, akan dengan mudah bisa menetapkan posisi kota Makkah.
Caranya cukup dengan melihat posisi matahari berada, karena tepat di bawahnya terletak kota Makkah. Pada kejadian itu tentu saja Makkah sedang berada dalam posisi tengah hari, kira-kira jam 12.18 di bulan Mei atau jam 12.27 di bulan Juli.
Tetapi bagi wilayah lain, boleh jadi ada perbedaan jam. Atau kalau kita gunakan standar GMT berarti jam 09.18 dan jam 09.27. Khusus untuk waktu Indonesia bagian barat, detik-detik matahari tepat berada di kota Makkah pada tanggal 26 sampai 30 Mei pada jam 16.18 WIB.
Sedangkan pada tanggal 14 sampai 18 Juli pada jam 16.27 WIB. Rentang waktunya hanya sekitar 5 sampai 10 menit saja, begitu waktu bergerak lagi, maka posisi matahari akan bergeser lagi, tidak lagi ada di atas kota Makkah. Kalau tidak ada mendung atau awan yang menutupi, pada detik-detik itu selama kurang lebih 5 menit, posisi matahari akan tepat berada di atas kota Makkah.
Jadi tinggal kita tandai saja posisi arah matahari, di situlah posisi ka’bah yang tepat berada di tengah kota suci Makkah Al-Murramah. Kalau terlewat, masih ada kesempatan kedua, kita tunggu sampai nanti bulan Juli, tepatnya tanggal 14 s/d 18 Juli.
Kita lihat matahari pada jam 16.27 sore hari. Saat itu menurut perhitungan, matahari akan kembali melewati tepat di atas kota Makkah, dalam perjalanan semunya ke arah Selatan.
Negara Yang Tidak Bersamaan Siangnya Dengan Makkah
Lalu bagaimana dengan negari yang tidak mengalami siang bersama Mekkah? Bisakah memanfaatkan posisi matahari? Jawabnya tetap bisa. Khusus untuk negeri yang berlawanan siang dan malam dengan kota Makkah, bisa diperhitungkan dengan posisi lawannya di balik bumi.
Posisi matahari yang tepat berada di balik bumi yang berlawanan dengan kota Makkah bisa dijadikan patokan, yaitu setiap tahun pada 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB) dan 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB).
Jadi logikanya, arah kiblat adalah arah yang berlawanan dengan arah matahari pada hari dan jam serta menit tersebut di atas. Halangannya cuma satu, yaitu cuaca buruk. Dalam keadaan cuaca buruk yang tidak bersahabat, matahari tidak terlihat, metode ini jadi tidak berguna.
Karena metode ini mengandalkan penglihatan kita langsung ke arah posisi matahari. Seandainya cuaca cerah dan matahari nampak bersinar, maka anak kecil juga bisa menetapkan arah kiblat. Syariah Islam itu mudah memang. (Ahmad Sarwat, LC)
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Siapa tahu selama ini arahnya kurang akurat. Caranya dengan memanfaatkan posisi matahari yang pada sorei hari tepatnya 16.18 menit akan berada tepat di atas kota Mekkah Al-Mukarramah.
Pada durasi kurang lebih 5 menit itu, silahkan arahkan pandangan ke matahari, nah tepat di bawahnya itu terletak kota Mekkah. Kesanalah sajadah kita seharusnya mengarah.
Cara mengukur arah kiblat ini termasuk cara yang paling sederhana, tetapi punya nilai akurasi yang cukup tinggi. Dikatakan sederhana, karena kita tidak butuh alat-alat yang mahal, bahkan tanpa menggunakan kompas sekalipun. Modal kita cuma jam yang akurat aturan waktunya. Bagaimana cara mengukur seperti ini bisa dijelaskan?
Para ahli telah menghitung perputaran bumi dan telah memastikan bahwa semua tempat di muka bumi yang berada di antara 22 1/2 derajat lintang Utara dan 22 1/2 lintang Selatan pasti akan dilewati oleh matahari, dua kali setahun. Meski hanya dalam bilangan menit saja.
Kota Makkah pun mengalami saat-saat di mana matahari akan tepat berada di atasnya, dua kali dalam setahun. Setiap tahun tepat pada tanggal 26 sampai 30 Mei untuk yang pertama dan tanggal 14 s/d 18 Juli untuk yang kedua, matahari akan berada tepat di atas kota suci Mekkah Al-Mukarramah.
Kejadian ini akan tetap terus berlangsung tiap tahun sepanjang masa untuk tanggal-tanggal yang sama. Bila pada detik-detik matahari sedang berada tepat di atas kota Makkah, maka semua orang yang tinggal di berbagai belahan bumi lainnya yang masih bisa melihat matahari, akan dengan mudah bisa menetapkan posisi kota Makkah.
Caranya cukup dengan melihat posisi matahari berada, karena tepat di bawahnya terletak kota Makkah. Pada kejadian itu tentu saja Makkah sedang berada dalam posisi tengah hari, kira-kira jam 12.18 di bulan Mei atau jam 12.27 di bulan Juli.
Tetapi bagi wilayah lain, boleh jadi ada perbedaan jam. Atau kalau kita gunakan standar GMT berarti jam 09.18 dan jam 09.27. Khusus untuk waktu Indonesia bagian barat, detik-detik matahari tepat berada di kota Makkah pada tanggal 26 sampai 30 Mei pada jam 16.18 WIB.
Sedangkan pada tanggal 14 sampai 18 Juli pada jam 16.27 WIB. Rentang waktunya hanya sekitar 5 sampai 10 menit saja, begitu waktu bergerak lagi, maka posisi matahari akan bergeser lagi, tidak lagi ada di atas kota Makkah. Kalau tidak ada mendung atau awan yang menutupi, pada detik-detik itu selama kurang lebih 5 menit, posisi matahari akan tepat berada di atas kota Makkah.
Jadi tinggal kita tandai saja posisi arah matahari, di situlah posisi ka’bah yang tepat berada di tengah kota suci Makkah Al-Murramah. Kalau terlewat, masih ada kesempatan kedua, kita tunggu sampai nanti bulan Juli, tepatnya tanggal 14 s/d 18 Juli.
Kita lihat matahari pada jam 16.27 sore hari. Saat itu menurut perhitungan, matahari akan kembali melewati tepat di atas kota Makkah, dalam perjalanan semunya ke arah Selatan.
Negara Yang Tidak Bersamaan Siangnya Dengan Makkah
Lalu bagaimana dengan negari yang tidak mengalami siang bersama Mekkah? Bisakah memanfaatkan posisi matahari? Jawabnya tetap bisa. Khusus untuk negeri yang berlawanan siang dan malam dengan kota Makkah, bisa diperhitungkan dengan posisi lawannya di balik bumi.
Posisi matahari yang tepat berada di balik bumi yang berlawanan dengan kota Makkah bisa dijadikan patokan, yaitu setiap tahun pada 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB) dan 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB).
Jadi logikanya, arah kiblat adalah arah yang berlawanan dengan arah matahari pada hari dan jam serta menit tersebut di atas. Halangannya cuma satu, yaitu cuaca buruk. Dalam keadaan cuaca buruk yang tidak bersahabat, matahari tidak terlihat, metode ini jadi tidak berguna.
Karena metode ini mengandalkan penglihatan kita langsung ke arah posisi matahari. Seandainya cuaca cerah dan matahari nampak bersinar, maka anak kecil juga bisa menetapkan arah kiblat. Syariah Islam itu mudah memang. (Ahmad Sarwat, LC)
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Aamiin...Yaa Mujib yaa bashiriin
terima kasih sodaraku..
BalasHapus